Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi solar subsidi akan kembali naik, seiring kian jauhnya jarak harga dengan non subsidi. Meski, konsumsi sola‎r non subsidi diprediksi akan tetap meningkat pada tahun ini.
Wakil Direktur PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pada tahun lalu konsumsi solar subsidi sepi peminat. Ini karena jarak harga antara bersubsidi dengan non subsidi cukup dekat. Alhasil, konsumen pun lebih memilih mengkonsumsi solar non subsidi.
Baca Juga
"Solar subsidi turun, karena sebetulnya dulu pada 2016 harga subsidi sama non subsidi tidak jauh,‎" kata Bambang di Jakarta seperti ditulis Senin (23/1/2017).
Namun Bambang melanjutkan, pada tahun ini jarak harga solar subsidi dengan non subsidi berbeda jauh. Harga solar non subsidi saat ini mencapai Rp 5.150 per liter, sementara untuk non subsidi sebesar Rp 8.400 per liter untuk jenis Pertamina Dex.
‎"Tapi ketika subsidi jauh, truk ngantri banyak di SPBU. 2017 kemungkinan akan naik karena beda jauh, kemungkinan akan naik," ucap Bambang.
Bambang memperkirakan konsumsi solar subsidi akan naik pada tahun ini sebesar 10 persen dari total konsumsi tahun lalu sebesar 12 juta Kilo liter (Kl). Hal tersebut seiring meningkatnya kegiatan industri dan perbaikan harga batu bara.
‎"Solar non subsidi kompetisi sekitar 12juta KL, saya lagi ngepush itu sangat dipengaruhi industri, industri batubara hidup, bisa bagus lagi. Kemarin turun sekarang naik 10persen (dari12 juta Kl)," tutup Bambang. (Pew/Nrm)
Advertisement