Bank Mandiri Guyur Proyek Listrik Rp 25,5 Triliun di 2016

Kredit itu disalurkan baik secara bilateral maupun sindikasi

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Jan 2017, 17:50 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 17:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Tanah Air, termasuk sektor ketenagalistrikan. Hingga akhir 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit, baik secara bilateral maupun sindikasi, sebesar Rp 25,5 triliun atau 3,6 persen dari total keseluruhan portofolio kredit.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, dukungan pembiayaan tersebut merupakan salah satu upaya perseroan dalam mendukung program pembangunan infrastruktur dasar. Selain itu, perseroan juga ingin mendorong pembangunan dan pemerataan ekonomi di berbagai wilayah Tanah Air.

“Kami menyadari kebutuhan investasi untuk pengembangan sektor kelistrikan sangat besar, baik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun Independent Power Producer (IPP). Oleh karena itu, kami ingin meningkatkan peran aktif, terutama dalam mendukung pembiayaan ke sektor kelistrikan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Rohan dalam keterangannya, Selasa (24/1/2017).

Jumlah tersebut, lanjut Rohan, termasuk penyaluran pembiayaan yang dilakukan perseroan ke program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt, yang diperkirakan membutuhkan investasi per tahun mencapai Rp225 triliun selama periode 2015–2019.

Salah satu pembiayaan yang dilakukan adalah penyaluran kredit sindikasi senilai total Rp 24 triliun untuk capex PLN, di mana porsi Bank Mandiri sebesar Rp 7,25 triliun. Di samping itu, Bank Mandiri juga membiayai project PLTU Kalteng-1 (2x100 MW) di Desa Tumbang Kajuei, Kec. Rungun, Kab. Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan PLTU Embalut (2X100 mw) di Desa Tanjung Batu, Kec. Tenggarong Seberang, Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

“Kami menargetkan pertumbuhan pembiayaan sektor kelistrikan sekitar 18 persen pada tahun ini, dengan komposisi bilateral dan sindikasi yang akan ditentukan oleh jenis dan kebutuhan proyek yang dibiayai,” kata Rohan. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya