Liputan6.com, Jakarta Mata Adji Watono berkaca-kaca, sesekali suaranya terdengar serak karena haru. Keharuan tersebut muncul karena perusahaan yang dia bangun dari nol bakal sebuah perusahaan bertaraf internasional. Dari studio foto menjadi perusahaan periklanan bertaraf global.
pada 27 Mei 1981, Adji Watono memulai bisnisnya dengan membuka sebuah studio foto dengan nama Studio 27. Perusahaan itu, kini menjelma menjadi perusahaan perikalanan lokal (full service advertising agency) dengan 11 anak usaha di bawah bendara Dwi Sapta Group. Perusahaan ini akan bertambah besar karena hari ini Adji memutuskan untuk bergabung (merger) dengan perusahaan global Dentsu Aegis Network yang memiliki jaringan di 145 negara.
"Selama 35 tahun saya berjuang keras membangun Dwi Sapta. Dengan penuh perjuangan, dengan darah dan air mata," kata dia selaku CEO & Founder Dwi Sapta Group di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Langkah merger tersebut ditempuh mengingat persaingan semakin ketat. Apalagi, persaingan bisnis periklanan semakin keras dengan maraknya perusahaan asing. "Untuk itu kami putuskan 2017 Dwi Sapta Group go international," kata dia.
Bukan keputusan yang singkat. langkah untuk merger ini diambil setelah dirinya berpikir sekitar 2 tahun. Hal lain yang membulatkan tekad untuk merger karena kebutuhan konsumen yang membutuhkan jaringan global.
"Banyak klien kami dari lokal ekspor ke luar negeri mereka membutuhkan jaringan global untuk mendukung bisnis mereka di internasional," kata dia.
CEO Dentsu Aegis Network Indonesia Harris Thajeb mengapresiasi keputusan Adji untuk bergabung. Menurut dia, perusahaan akan semakin besar dengan adanya merger ini.
"Saya terimakasih Pak Adji mau bergabung saya lihat ke depan sama-sama chairman, Mr Ciamik dan Saya membangun Dwi Sapta," kata dia pada kesempatan yang sama.
Dia menaruh rasa kagum dengan sosok Adji Wartono. Perusahaan yang dibangun menjelma menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
"Kekaguman saya berlanjut karena prestasi Adji Wartono yang membawa dan membangun Dwi Sapta selama 35 tahun menjadi local agency terbesar di industri periklanan Indonesia," kata dia.
Dia pun bercerita, mulanya Dentsu sendiri direpotkan oleh kinerja Dwi Sapta yang mumpuni. Sebab itu, daripada bersaing dengan Dwi Sapta, Dentsu memutuskan untuk menjadikannya mitra. "Daripada saya kompetisi, beradu Bapak Ciamik ini lebih baik saya bergabung," jelas dia.
Niatan untuk bergabung pun diinisasi sejak dua tahun lalu. Beberapa kali tawaran ditolak hingga akhirnya tawaran ketiga mendapat respon. "Ketiga kali coba juga, 'Pak bagaimana bergabung?'Akhirnya pergi Kemang Village ke restoran saya tidak sangka sambutannya baik," tutur dia.
Sejak saat itu, proses merger pun terus dibahas. Alhasil, realisasi merger pun terjadi pada hari ini. "Akhirnya Pak Adji sudah akhirnya globalisasi. Setelah perundingan cukup lama hampir 2 tahun sejak Kemang Vilage akhirnya kita sudah bisa bergabung. Saya senang sekali setelah Dentsu dan Dwi Sapta digabung menjadi awal baik," tutup dia. (Amd/Gdn)