Menko Luhut: Pasar Sambut Baik Proteksionisme Dagang Donald Trump

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia harus siap menghadapi berubahnya situasi global saat ini.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jan 2017, 14:26 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2017, 14:26 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia harus siap menghadapi berubahnya situasi global saat ini. Salah satunya terkait dengan kepemimpinan Donald Trump atas Amerika Serikat (AS).

Menurut Luhut, kemenangan Donald Trump pada pemilu presiden AS bulan lalu telah mengubah peta perekonomian dan politik dunia.

"Donad Trump dengan prinsip proteksinya terhadap produk Amerika bisa membalikkan apa yang telah terjadi selama ini. Trump ini cukup fenomenal dengan inward looking-nya (berorientasi ke dalam), memprioritaskan national interest, bahkan sampai melanggar aturan WTO pun ia tidak peduli," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/1/2017).

Dia menyatakan, Amerika Serikat yang hingga pertengahan tahun lalu masih menjadi negara pegimpor minyak terbesar di dunia, mulai mengurangi ketergantungannya pada negara lain. Pada saat yang besamaan negara ini sedang berusaha untuk bisa mengekspor gas.

"Tetapi saat Trump berkuasa, baru dalam hitungan hari indeks Dow Jones naik cukup signifikan. Ini menunjukkan bahwa prinsip proteksionisme yang diterapkannya mendapat respon (pasar) yang cukup baik," ungkap dia.

Luhut menyatakan, dampak kemenangan Trump ini juga dirasakan di Eropa dan negara-negara Timur Tengah. Oleh karena itu Indonesia akan mengurangi impor di berbagi sektor.

Seperti sektor energi, lanjut dia, pemerintah kini sedang menggalakkan peningkatan penggunaan bio fuel dari kelapa sawit hingga 20 persen.

"Kewajiban menggunakan 20 persen palm oil dalam bio diesel bisa mengurangi impor solar. Selama 10 tahun terakhir kita lebih senang impor. Kita juga ingin menaikkan Imbal hasil dari petani plasma kelapa sawit, yang saat ini berada di kisaran 2-3 ton, menjadi 8-10 ton (per hektar). Dengan begitu, petani kita juga bisa lebih sejahtera," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya