Sri Mulyani Nilai Utang RI Masih Sehat Ketimbang Negara Lain

Menkeu Sri Mulyani menuturkan, topik utama global dalam 3-4 bulan ke depan yaitu soal utang Yunani mendekati 200 persen terhadap PDB.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Feb 2017, 11:48 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2017, 11:48 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut nilai maupun rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam kondisi sehat dibandingkan negara lain, yaitu India, Yunani, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Total nilai utang pemerintah Indonesia di akhir Desember 2016 sebesar Rp ‎3.467 triliun atau 27,5 persen terhadap PDB.

"Dalam perkembangannya, dari sisi jumlah utang memang naik. Kalau mahasiswa persepsinya emosional ketika lihat tren jumlah utang yang meningkat, dan defisit fiskal di atas 2 persen dari PDB," ujar Sri Mulyani saat Seminar Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017 di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Dia menjelaskan, ukuran ekonomi Indonesia terus bertumbuh maju. Tahun ini, kata Sri Mulyani target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ‎dipatok 2,41 persen terhadap PDB dengan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. "Rasio utang dari PDB pun ditargetkan 28 ‎persen dengan size ekonomi Indonesia yang tumbuh maju," kata Sri Mulyani.

Dia membandingkan dengan kondisi defisit fiskal India. Tambah Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi India merupakan yang paling tinggi saat ini sekitar 6,8 persen-7 persen‎. Namun defisit fiskal mencapai 7,2 persen terhadap PDB.

"Itu artinya kenaikan utang di India sebesar 25 persen. Itu setara seluruh utang Indonesia saat ini. Jadi defisit fiskal 2,41 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, rasio utang Indonesia makin mengecil‎," jelas Sri Mulyani.

Dia melanjutkan, negara lainnya, seperti Yunani mengalami kondisi krisis akibat utang yang mendekati rasio 200 persen terhadap PDB-nya dengan defisit fiskal 4,2 persen. "Ini yang akan jadi topik utama di global pada 3-4 bulan ke depan. Yunani tidak mungkin tetap berada di Eropa dengan defisit fiskal lebih dari 3 persen, sehingga utangnya perlu dilakukan restrukturisasi," ujar dia.

‎Di Jepang, Sri Mulyani bilang, rasio utangnya mendekati 250 persen dari PDB. Sementara mayoritas penduduk Jepang sudah lanjut usia atau tua. "Makin tua masih punya utang karena mereka tidak mungkin mengurangi utang dengan growth sehingga eksposure utang makin tinggi. Sedangkan penduduk Indonesia mayoritas masih muda, masih produktif,"kata dia.

"Negara lain Amerika Serikat, Prancis, Jerman bahkan yang dianggap paling sehat memiliki eksposure utang makin tinggi. Hanya Peru dan Kolombia, negara berkembang di Amerika Latin yang utangnya lebih sehat dibanding Brasil dan Argentina," tambah dia.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya