Cabai Rawit Bakal Terus Mahal hingga April 2017

Sejumlah sentra produksi cabai alami gagal panen sehingga pengaruhi harga cabai.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Mar 2017, 12:36 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2017, 12:36 WIB
Harga-Cabai-dan-Bawang
Pedagang menimbang cabai untuk di jual di pasar di Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai rawit merah bakal terus mahal hingga April 2017. Lantaran sejumlah sentra produksi cabai mengalami gagal panen.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, sejumlah daerah mengalami kerusakan atau gagal panen pada Februari. Sebut, saja, Blitar mengalami kerusakan hingga 60 persen, Mojokerto 40 persen, Probolinggo 60 persen, Jember 80 persen.

Abdul menuturkan, kerusakan tersebut akibat iklim yang buruk. "Kalau kita lihat iklim tidak petani perkirakan," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

Abdul menuturkan, harga cabai akan relatif tinggi sampai April. Kisarannya, harga di petani Rp 70 ribu per kg dan mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kg di pasar.

"Kalau sekarang petani jual Rp 120 ribu di pasar Rp 140 ribu per kg," ujar dia.

Abdul mengatakan, cabai rawit mahal karena produsennya relatif minim. Berbeda dengan cabai keriting merah dan cabai besar merah. Saat ini, harga cabai keriting dan besar sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu. Di pasar harga itu sekitar Rp 34 ribu per kg.

"Rawit ini daerah tertentu, sekarang petani tanam rawit semua, 3-4 bulan murah yakin murah," tutur dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya