Liputan6.com, Jakarta - Penasaran kenapa orang kaya malah semakin kaya? Padahal bagi banyak orang zaman semakin susah karena harga-harga melambung tinggi.
Dalam laporan terbaru dari berjudul Billionaires: Master architects of great wealth and lasting legacies, terungkap bagaimana miliarder meraih kekayaan dan bagaimana mereka mengelolanya.
Laporan tersebut didapat berdasarkan survei terhadap 1.300 miliarder dan data yang dianalisis antara tahun 1995-2014.
Advertisement
Baca Juga
Berikut 4 rahasia kenapa orang kaya makin kaya seperti dikutip dari CekAja.com:
Memulai sejak usia muda
Penelitian tersebut menemukan bahwa 917 miliarder yang memperoleh kekayaan dengan usaha sendiri menguasai US$3,6 triliun kekayaan di seluruh dunia.
Sebanyak 23 persen mendirikan bisnis mereka sebelum usai 30 tahun, dan 68 persen lainnya memulai sebelum usia 40 tahun. Kekayaan tersebut didapatkan dengan menjadi entrepreneur.
Â
Suka mengambil risiko dan pekerja keras
Miliarder punya karakter yang sama. Mereka suka mengambil risiko, fokus, dan pekerja keras. Di Amerika, miliarder mandiri (30 persen) punya bisnis di sektor finansial. Sedangkan miliarder mandiri di Eropa (49,5 persen) dan Asia (20 persen).
kebanyakan kaya dari sektor industri konsumen. Dengan total kekayaan mencapai US$ 5,7 miliar, miliarder di Eropa lebih kaya dari miliarder di Asia dengan margin mencapai US$ 3,2 miliar.
Meski demikian, miliarder mandiri di Asia tergolong unik karena rata-rata usia mereka lebih muda dengan usia rata-rata 57 tahun. Ini artinya miliarder di Asia lebih muda 10 tahun dari rata-rata usia miliarder di Amerika dan Eropa.
Menjual bisnis
Mewariskan atau menjual bisnis
Lebih dari dua pertiga miliarder dunia berusia lebih dari 60 tahun dan punya anak lebih dari satu. Ini artinya mereka ingin mewariskan kekayaan mereka.
Riset tersebut juga mengungkap semakin tua usia miliarder, para miliarder ini bingung haruskah mewariskan atau menjual sebagian bisnis mereka.
Riset menemukan bahwa kebanyakan miliarder Amerika dan Eropa memilih untuk mewariskan bisnis mereka (60 persen), sedangkan sepertiga (30 persen) menjualnya sebagian lewat Initial Public Offering (IPO) alias menjual pada masyarakat bebas.
Lima puluh tujuh persen keluarga miliarder Eropa dan 56 persen miliarder Asia mengambilalih bisnis ketika pemimpin perusahaan yang merupakan kepala keluarga memutuskan untuk pensiun. Sedangkan di Amerika, pengambilalihan bisnis keluarga seperti ini hanya terjadi 36 persen. (Baca juga: Ini Prediksi Jumlah Orang Kaya di Indonesia Pada 2026).
Beramal
Senang beramal
Dengan uang mereka yang melimpah, miliarder menyumbangkan harta mereka untuk kemajuan pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan. Mereka ingin tahu seberapa banyak nyawa telah terbantu oleh sumbangan mereka, dan bagaimana kondisi ekonomi orang-orang kurang mampu setelah diberikan bantuan kredit mikro.
Di Amerika, para miliarder menyumbangkan donasi melalui lembaga populer. Lebih dari 100 miliarder bergabung dengan Bill and Melinda Gates Foundation.
Kesimpulannya, miliarder dari berbagai belahan dunia manapun memiliki karakteristik yang sama. Kalau Anda ingin mengikuti jejak mereka, kini Anda mendapat gambaran langkah apa yang harus dilakukan.