Sekaya Apa Kamu Jika 10 Tahun Lalu Beli Bitcoin USD 1.000?

Bitcoin mencapai tonggak sejarah yang besar pada Rabu malam. Harga mata uang digital tersebut melewati ambang batas enam digit untuk pertama kalinya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 06:00 WIB
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto Bitcoin menyentuh angka USD 100.000 per koin pada pekan ini. Angka ini naik sangat signifikan jika dibandingkan 10 tahun lalu. Seberapa kaya kamu juga menyimpan Bitcoin selama 10 tahun?

Bitcoin mencapai tonggak sejarah yang besar pada Rabu malam. Harga mata uang digital tersebut melewati ambang batas enam digit untuk pertama kalinya. Sedangkan sepanjang Kamis, nilainya naik setinggi USD 103.844 per koin.

Tetapi pada Jumat pagi, menurut CoinMetrics, harga Bitcoin turun tipis berkisar sekitar USD 99.000.

Mengutip CNBC, Sabtu (1/2/2025), ini nilai investasi USD 1.000 dalam Bitcoin yang dilakukan satu, lima, atau 10 tahun lalu berdasarkan harga mata uang digital tersebut pada pertengahan pagi tanggal 5 Desember sebesar USD 101.564:

Jika kamu berinvestasi satu tahun lalu

  • Kenaikan: 130%
  • Total uangmu per 5 Desember: USD 2.305

Jika kamu berinvestasi lima tahun lalu

  • Kenaikan: 1.272%
  • Total uang kamu per 5 Desember: USD 13.717

Jika kamu berinvestasi 10 tahun lalu

  • Kenaikan: 26.738%
  • Total uang kamu per 5 Desember: USD 268.384.

Jika dirupiahkan, kalau kamu membeli Bitcoin 10 tahun lalu sebesar Rp 16,30 juta maka di tahun ini kamu akan mengantongi uang Rp 4,37 miliar. Seperti ketiban rezeki bukan?

Nah, beriku tini jika dibandingkan dengan indeks S&P 500, yang sering dianggap sebagai tolok ukur pasar saham secara keseluruhan:

  • Persentase perubahan sejak satu tahun lalu: 33%
  • Persentase perubahan sejak lima tahun lalu: 95%
  • Persentase perubahan sejak 10 tahun lalu: 193%.

 

Apa yang Mendorong Bitcoin Cetak Rekor tertinggi?

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat... Selengkapnya

Salah satu alasan potensial di balik lonjakan tersebut mungkin adalah beberapa lembaga utama Wall Street yang menerima bitcoin.

Beberapa perusahaan investasi besar termasuk Invesco, BlackRock, dan Fidelity Investments meluncurkan dana spot bitcoin pertama yang diperdagangkan di bursa pada bulan Januari.

Karena ETF melacak harga aset atau indeks yang mendasarinya, ETF bitcoin menyediakan cara untuk berinvestasi, dan mendapatkan keuntungan dari potensi pergerakan harga, tanpa memiliki mata uang kripto itu sendiri.

presiden Bone Fide Wealth dan Anggota Dewan Penasihat Keuangan CNBC Douglas Boneparth menjelaskan, dengan tersedianya ETF Bitcoin maka lebih banyak investor dapat memperoleh akses ke Bitcoin. Seiring meningkatnya permintaan, harga pun ikut naik. 

Nilai Bitcoin telah berfluktuasi secara liar selama beberapa tahun terakhir. Mata uang virtual tersebut mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD 69.000 pada bulan November 2021, hanya untuk kehilangan sekitar 75% dari nilainya setelah runtuhnya FTX, bursa kripto terbesar saat itu, pada November 2022.

Namun menurut CoinMetrics, sejak saat itu, Bitcoin telah mengalami pemulihan yang stabil dan naik sekitar 125% dari tahun ke tahun.

Harga Bitcoin Berpotensi ke USD 145.000, Simak Momentumnya

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, harga Bitcoin kembali stabil di kisaran USD 100.000 atau setara Rp 1,62 miliar (asumsi kurs Rp 16.220 per dolar AS), namun riset menunjukkan pasar belum mengalami euforia ekstrem Bitcoin.

Data dari CryptoQuant mengungkapkan investor baru, yang dilacak melalui output transaksi yang belum dibelanjakan, belum mencapai level yang biasanya terlihat selama puncak bull market sebelumnya pada 2013, 2017, dan 2021. 

Harga Bitcoin telah bergerak stagnan selama lebih dari dua bulan, memicu harapan akan terobosan harga. Para pedagang memperkirakan jika harga berhasil ditutup di atas USD 110.000, ini bisa membuka jalan bagi reli lebih lanjut. 

Analis CryptoQuant, Jelle menyoroti pola panji bullish, di mana jika Bitcoin menembus level tersebut, target berikutnya bisa mencapai sekitar USD 145.000 atau setara Rp 2,35 miliar. Banyak analis berpendapat pergerakan harga yang mendatar saat ini pada akhirnya akan berujung pada lonjakan lebih lanjut.

Pemegang Bitcoin Jangka Pendek

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)... Selengkapnya

Secara historis, puncak pasar ditandai dengan dominasi pemegang jangka pendek mereka yang memegang Bitcoin kurang dari tiga bulan mencapai lebih dari 70 persen. Saat ini, angka tersebut hanya sedikit lebih dari setengahnya, mengindikasikan pasar masih memiliki ruang untuk tumbuh sebelum mencapai puncaknya.

Glassnode juga mengonfirmasi jumlah Bitcoin yang dipegang investor baru masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa sebelumnya. Meskipun partisipasi investor baru meningkat, CryptoQuant menilai belum ada tanda-tanda kepanikan beli yang berlebihan. 

“Ini menunjukkan harga kripto Bitcoin masih berpotensi naik lebih jauh, tetapi pedagang perlu memantau keseimbangan antara kepemilikan jangka pendek dan jangka panjang sebagai indikator potensi puncak pasar,” kata CryptoQuant dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (30/1/2025).

Investor Perlu Waspada

Meskipun sentimen pasar tetap positif, CryptoQuant mengingatkan bahwa investor harus waspada terhadap indikator yang biasanya menandakan akhir siklus bull.

Jika jumlah pedagang baru meningkat drastis dan persentase jangka pendek melonjak, ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar mendekati puncaknya. 

“Namun, untuk saat ini, pergerakan harga Bitcoin belum mencerminkan euforia spekulatif yang terjadi pada puncak sebelumnya,” jelas CryptoQuant.

Meski Bitcoin telah mencapai tonggak psikologis USD 100.000, riset menunjukkan pasar masih bergerak secara terkendali. Berbeda dengan puncak sebelumnya di mana investor baru membeli secara agresif pada harga tinggi, kondisi saat ini mencerminkan pertumbuhan yang lebih stabil. 

Beberapa pedagang tetap berhati-hati dan menunggu konfirmasi penembusan sebelum meningkatkan eksposur. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya