Perum Bulog Jadi BUMN Paling Rugi di Kuartal I 2017

Sepanjang kuartal I 2017, terdapat 26 BUMN yang masing merugi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Apr 2017, 20:06 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 20:06 WIB
20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Bogor - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat masih ada beberapa perusahaan di bawah naungan kementerian yang belum mampu mencatatkan kinerja positif. Sepanjang kuartal I 2017, terdapat 26 BUMN yang masing merugi.

Sekretaris Kementerian‎ BUMN ‎Imam Apriyanto Putro menjelaskan, dari 26 BUMN yang merugi atau belum mencatatkan keuntungan tersebut, Perum Bulog menjadi BUMN yang mencatatkan kerugian paling besar. 

"Perum Bulog yang masih rugi paling besar, sekitar Rp 900 miliar di kuartal I tahun ini," kata Imam di Wikasatrian, Bogor‎, Jumat (28/4/2017).

Meski begitu, Kementerian BUMN mengaku tidak khawatir. Alasannya, di sektor perdagangan, di awal tahun perusahaan belum memperoleh keuntungan karena belum menikmati hasil investasi.

Kerugian itu akan tertutup pada kuartal-kuartal selanjutnya yang sampai akhir tahun diprediksi Bulog akan tetap mencatatkan keuntungan. Pada 2016, Bulog mencatatkan untung Rp 800 miliar.

Imam menambahkan, 26 perusahaan yang masih mengalami kerugian di kuartal 1 2017 ini didominasi oleh perusahaan yang memiliki bisnis di bidang ritel dan perdagangan. Selain Bulog, BUMN lain yang masih rugi adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).

"Dari 26 BUMN itu total kerugiannya di kuartal I sebesar Rp 3,8 triliun. Angka ini meningkat dari kuartal I 2016 yang sebesar Rp 3,2 triliun. Tapi jumlah BUMN nya menurun, periode yang sama tahun lalu itu 27 BUMN," tutur Imam.

Dari 26 perusahaan yang merugi tersebut, Kementerian BUMN menargetkan pada akhir tahun hanya satu perusahaan yang masih rugi, yaitu PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). (Yas/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya