Jonan Ingin Porsi Energi dari PLTG Lebih Banyak Dibanding PLTU

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menginginkan pembangunan pembangkit listrik berenergi gas digenjot.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mei 2017, 12:45 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 12:45 WIB
Ignasius Jonan
Pembangunan jargas untuk rumah tangga merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menyediakan energi yang murah, bersih dan ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menginginkan pembangunan pembangkit listrik berenergi gas digenjot. Pasalnya, pemerintah telah memprioritaskan alokasi gas untuk sektor kelistrikan.

Jonan mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sektor kelistrikan harus mendapat prioritas pasokan gas. Dilatarbelakangi arahan tersebut, dia pun telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM yang mengatur besaran dan sumber pasokan gas untuk pembangkit listrik berbahan bakar gas.

"Saya sudah‎ keluarkan Kepmen buat turbin-turbin PLN sudah ditentukan pasok berapa dan dari mana sebagainya," kata Jonan, dalam acara Forum Gas Nasional, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Setelah menetapkan alokasi dan sumber gas dalam Keputusan Menteri, Jonan meminta dalam waktu dekat ada pembangunan ‎pembangkit yang menggunakan energi gas untuk memproduksi listrik.

"Minggu ini saya sudah minta untuk buat lagi PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) itu dan PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) itu alokasi gasnya akan di putuskan pemerintah," papar dia.

Menurut Jonan, dengan adanya kepastian alokasi gas, maka jumlah pembangkit berenergi gas dapat meningkat, bahkan lebih besar dari kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mengkonsumsi batu bara.‎

Dari 60 Giga Watt (GW) kapasitas listrik Indonesia, saat ini 55 persen dipasok dari PLTU. ‎Jonan menginginkan porsi PLTU menurun dan pembangkit gas naik, seiring dengan pertambahan kapasitas listrik Indonesia yang ditargetkan menjadi 115 GW pada 2025.

‎"Kalau mau saya 2025 karena ‎dari 60 GW jadi minimal 115 GW dalam 7 sampai 8 tahun mendatang harusnya penggunaan batu bara turunlah kalau bisa 40 persen, gas saja yang naik," tutup Jonan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya