Pedagang Keluhkan Harga Bawang Putih yang Mahal

Pedagang heran baru kali harga bawang putih melonjak. Oleh karena itu, pedagang mengharapkan pemerintah dapat segera perbanyak pasokan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2017, 11:15 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 11:15 WIB
(Foto: Liputan6.com/Fiki A)
Pedagang Bu Marjini

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini bawang putih menjadi komoditas pangan yang paling menyita perhatian pemerintah. Lantaran, harga bawang putih di pasar sudah menyentuh Rp 60 ribu per kilogram (kg).

Salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Marjini (56), mengungkapkan harga bawang putih naik Rp 20 ribu dalam kurun waktu dua bulan menjadi Rp 60 ribu per kg dibanding sebelumnya yang dijual seharga Rp 40 ribu per kg. Sedangkan bawang putih biasa, bukan cutting, dijual Rp 50 ribu per kg.

"Bawang putih cutting sekarang harganya Rp 60 ribu per kg, naik dari sebelumnya Rp 40 ribu. Bawang putih biasa Rp 50 ribu per kg, naik juga dari Rp 36 ribu per kg," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Grogol, Jakarta, Senin (15/5/2017).

Marjini mengeluhkan mahalnya harga bawang putih yang sudah naik jauh-jauh hari sebelum puasa. Menurut perempuan asal Semarang ini, kenaikan harga bawang putih ini baru pertama kalinya. Padahal di periode tahun-tahun sebelumnya, bawang putih selalu berada di harga normal Rp 28 ribu-Rp 30 ribu setiap kilogram.

"Baru kali ini nih naik. Wong belum puasa saja sudah naik tinggi. Seumur-umur baru ini bawang putih naik," ujar Marjini sembari melayani pembeli.

Marjini tidak mengetahui alasan persis harga bawang putih melejit. Namun dari analisisnya, harga bawang putih yang naik di hampir seluruh pasar, mengindikasikan bahwa pasokan komoditi ini berkurang. Bukan saja terjadi di pasar tradisional kecil, tapi juga di pasar induk.

"Barangnya memang tidak ada, makanya di pasar lainnya harga bawang juga tinggi. Bisa juga tuh permainan tengkulak. Kalau kita kan pedagang kecil susah mau main-main," ujar Marjini.

Dia menyarankan supaya pemerintah mengambil tindakan cepat dengan menggelontorkan stok bawang putih ke pasar dalam rangka stabilisasi harga. Jika tidak, harga bawang putih akan terus bergerak naik seiring dengan momen puasa dan Lebaran.

"Rakyat sudah menjerit dengan kenaikan harga-harga, termasuk bawang putih. Jadi pemerintah segera perbanyak pasokan dan harga diturunkan. Percuma kalau barang banyak, harganya tinggi karena ada permainan," Marjini berharap.

Bukan Marjini saja yang menderita akibat kenaikan harga bawang putih. ‎Sebelumnya pedagang sayur mayur lain di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Ade (33) pun mengeluhkan hal yang sama.

Kata Ade, harga bawang putih menjelang puasa biasanya bergerak stabil. Namun tahun ini berbeda. "Biasanya mah harga bawang putih standar walaupun mau puasa, tapi cuma tahun ini saja nih yang naik," kata Ade.

‎Selain bawang putih, bahan pangan lain yang ikut terkerek naik menjelang puasa di Pasar Grogol, yaitu bawang merah. Harga bawang merah naik Rp 5 ribu per kg dari Rp 30 ribu per kg, menjadi Rp 35 ribu setiap kilogramnya. Kemudian cabai keriting merah harganya naik jadi Rp 40 ribu per kg.

Sedangkan harga cabai rawit merah sejak semalam bergerak turun dari sebelumnya Rp 60 ribu menjadi Rp 50 ribu per Kg. Cabai rawit hijau terpantau stabil di harga Rp 25 ribu per Kg, dan cabai merah maupun hijau besar masing-masing Rp 40 ribu per Kg.

"‎Ini kan masih 10 harian lagi puasa, harga biasanya bergerak naik cukup signifikan tiga hari jelang puasa. Jadi saya berharap ke pemerintah segera stabilkan harga supaya lebih terjangkau masyarakat dan permintaan tinggi lagi," ujar Marjini.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya