Bos KAI Pede Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampung Tepat Waktu

PT Kereta Api Indonesia (KAI) optimistis proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bakal rampung sesuai jadwal pada 2019.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Jun 2017, 08:20 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 08:20 WIB
Melihat Pameran Alat Transportasi di JIExpo Kemayoran
Model berpose di sisi miniatur kereta cepat saat pameran INAPA 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/3). Pameran ini berlangsung di Hall B1 JIExpo Kemayoran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) optimistis proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bakal rampung sesuai jadwal pada 2019. Apabila sudah beroperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini yakin kereta cepat akan menjadi moda transportasi publik favorit untuk perjalanan Jakarta-Bandung.

KAI bersama 3 BUMN lain, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII membentuk perusahaan konsorsium dengan bendera PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

PSBI menguasai 60 persen saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang menggarap proyek ini. Sedangkan sisanya 40 persen saham dimiliki China Railway International (CRI). Adapun kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditunjuk Wijaya Karya.

"Saya masih optimistis 2019 selesai. Presiden kan sudah mengingatkan supaya cepat direalisasikan," tegas Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (12/6/2017).

Edi mengungkapkan, KAI berencana menyetor modal tahap kedua sekitar Rp 950 miliar ke PSBI. Modal tersebut akan berasal dari optimalisasi aset KAI yang cukup banyak. Sebelumnya modal tahap pertama yang sudah digelontorkan Rp 478 miliar.

"Ya (Rp 950 miliar) bertahap. Prinsipnya arahan dari Presiden, KAI kalau mau setor modal jangan sampai mengganggu operasional, jadi tidak diambil dari pendapatan operasional. Kita akan carikan dari pemberdayaan aset lahan yang banyak sekali," ia menjelaskan.

Tanpa bersedia menyebut progres pembebasan lahan untuk jalur kereta cepat sepanjang 142 kilometer (km), Edi mengaku, tanah merupakan masalah utama pembangunan kereta api. Sama seperti membangun jalan tol.

"Tapi pada dasarnya, kalau lahan sudah bebas harus segera dibangun. Jangan menunggu sampai 100 persen," ucapnya.

Edi menilai, Indonesia sangat membutuhkan kereta cepat, khususnya untuk rute Jakarta-Bandung. Alasannya, jarak ratusan kilometer antara Jakarta-Bandung tidak lagi dapat ditempuh dalam waktu 3-4 jam menggunakan kendaraan pribadi. Kemacetan kerap membuat perjalanan menjadi lebih lama.

"Prediksi saya kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan penuh karena rute ini tidak bisa lagi 3 jam. Dulu cuma weekend saja yang ramai, sekarang setiap hari. Itu tahun ini ya, apalagi nanti di 2019 pasti makin padat," kata Edi.

Ia menambahkan, saat ini KAI menyediakan 8 kali perjalanan Jakarta-Bandung dalam sehari dan selalu penuh. Kereta tambahan pukul 04.00 pagi pun diserbu penumpang, padahal harga tiket cukup mahal Rp 120 ribu per orang.

"Dengan harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung Rp 200 ribu per orang sekali jalan, dan waktu tempuh cuma 38 menit, lebih worth it kan. Orang semua akan lari ke sana, berebut malah. Jadi jangan lihat 2017, tapi berpikir di 2019 atau tahun-tahun mendatang," tutur Edi.

Sebelumnya, Kementerian BUMN memastikan nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak dari sebelumnya US$ 5,5 miliar menjadi US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 78,6 triliun (kurs 13.329 per dolar AS).

"Kami sudah finalisasi, jadi ada kenaikan sedikit dalam hal nilai proyeknya, karena ada perubahan trase. Kenaikannya menjadi US$ 5,9 miliar," kata Menteri BUMN Rini Soemarno.

KCIC memaparkan, proyek infrastruktur transportasi ini akan menyerap tenaga kerja 39.000 pekerja pada saat konstruksi kereta cepat, 20.000 saat konstruksi TOD dan pada saat operasional TOD mencapai 28 ribu.

‎Tidak hanya itu, pada setiap stasiun yang dilewati kereta cepat akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru di koridor Jakarta-Bandung.

Pada titik Walini, misalnya akan dibangun Kota Baru Walini dan di Tegalluar juga dibangun kawasan industri kreatif berbasis informasi teknologi (IT). Kota baru ini akan menjadi kota masa depan yang mengedepankan prinsip kawasan layak huni dan ramah lingkungan.

Dalam tahap awal, KCIC akan mengadakan 11 set EMU (electrical multiple unit), di mana satu set terdiri dari 8 kereta. Tidak kurang dari 583 penumpang mampu diangkut oleh setiap kereta dalam satu kali pemberangkatan. ‎

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya