Kenaikan Harga Komoditas Jaga Pelemahan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.305 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jun 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 13:05 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.305 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.305 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak banyak bergerak pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (13/6/2017), rupiah dibuka di angka 13.303 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.308 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.305 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1.33 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.294 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.292 per dolar AS.

Vice President of Market Research FXTM Jameel Ahmad menjelaskan, pelaku pasar memperkirakan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan meningkatkan suku bunga AS pada pertemuan Rabu pekan ini.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS telah direfleksikan dalam penguatan nilai tukar dolar AS pada pekan-pekan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pekan ini gerak dolar AS tak begitu lebar atau lebih stabil.

"Tetapi memang mata uang AS ini mungkin terangkat tipis menjelang keputusan Fed," jelas dia. Jika dilihat secara jangka panjang, investor menginginkan kejelasan the Fed dalam menentukan kebijakan moneter. Tuntutan tersebut kemungkinan besar akan membebani gerak dolar AS ke depan.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah sempat menguat di pembukaan Senin kemarin. Namun akhirnya ditutup melemah, mengikuti pelemahan kurs di Asia lainnya. "Sejauh ini Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen belum menunjukkan tendensi pandangan yang lebih pesimistis," jelas dia.

Oleh karena itu, rupiah kemungkinan masih akan tertekan, tetapi tak terlalu dalam, atau rupiah masih mampu bertahan dalam jangka pendek. "Konsistensi penguatan harga komoditas setelah sebelumnya anjlok, bisa menjaga pelemahan rupiah tidak terlalu signifikan," jelas dia. 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya