KAI dan Jakarta Lloyd Minta Suntikan Modal di RAPBN-P 2017

Pembiayaan investasi naik pada RAPBN-P 2017 seiring kenaikan investasi di BUMN.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jul 2017, 20:09 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 20:09 WIB
Pembiayaan investasi naik pada RAPBN-P 2017 seiring kenaikan investasi di BUMN.
Pembiayaan investasi naik pada RAPBN-P 2017 seiring kenaikan investasi di BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Pembiayaan investasi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 naik menjadi Rp 59,7 triliun dari APBN 2017 sebesar Rp 47,5 triliun. Hal itu menjadi kesepakatan awal antara Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, kenaikan itu salah satunya didorong oleh kenaikan investasi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Investasi tersebut naik, Rp 4 triliun menjadi Rp 6,4 triliun.

Kenaikan investasi ini merupakan penyertaan modal negara (PMN) untuk PT KAI dan PT Djakarta Lloyd. Masing-masing PMN untuk KAI sebesar Rp 2 triliun dan PT Djakarta Llyod Rp 379,3 miliar.

"Total investasi kepada BUMN itu naik Rp 4 triliun, menjadi Rp 6,37 triliun. Perubahannya adalah di PT Djakarta Lloyd Rp 379 miliar ini adalah dalam rangka kemampuan perusahaan melakukan leverage menambah modal kerja melalui investasi PMN nontunai," ujar dia, di Banggar DPR RI Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Sementara, PT KAI memperoleh PMN sebesar Rp 2 triliun dalam rangka menjalankan tugas pembangunan LRT.

"PT KAI, itu sebesar Rp 2 triliun dalam rangka penugasan penyelenggaraan operasional dan sarana LRT Jabodebek melalui PMN," ujar dia.

Kemudian pembiayaan investasi lain yakni investasi kepada lembaga atau badan lainnya sebesar Rp 3,2 triliun atau turun dari APBN sebesar Rp 6,8 triliun. Investasi kepada BLU naik dari Rp 34,7 triliun menjadi Rp 48,2 triliun. Sementara investasi kepada organisasi atau lembaga keuangan internasional tak banyak mengalami perubahan yakni Rp 2,0 triliun.

"Terakhir investasi pada badan lembaga internasional yang kita merupakan anggota kalau ini perubahan relatif kecil Rp 14,9 miliar karena perubahan kurs," tutur dia.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya