Menteri Susi Berbagi Kisah Usir Kapal Pencuri Ikan ke Alumni UI

Menteri Susi mengungkapkan, saat awal mendapat tugas, dia melihat sektor kelautan dan perikanan Indonesia begitu berantakan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jul 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2017, 15:00 WIB
Menteri Susi mengungkapkan, saat awal mendapat tugas, dia melihat sektor kelautan dan perikanan Indonesia begitu berantakan.
Menteri Susi mengungkapkan, saat awal mendapat tugas, dia melihat sektor kelautan dan perikanan Indonesia begitu berantakan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bercerita tentang upaya membenahi ‎sektor kelautan di Indonesia dalam hampir tiga tahun kepemimpinan di Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Alumni Universitas Indonesia (UI).

Saat menjadi pembicara kunci dalam acara Halalbihalal Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni), di Ka‎ntor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Sabtu (15/7/2017), Susi membeberkan dari awal dirinya masuk ke lingkungan kementerian.

Pemilik maskapai Susi Air ini mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo‎ (Jokowi) untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia. Tentu hal tersebut tidak mudah baginya, karena wilayah Indonesia begitu luas dengan laut terbesar kedua di dunia, memiliki 17 ribu lebih pulau, serta dihuni oleh 250 juta jiwa.

"Pak Jokowi mengajak saya bergabung dengan misi membangun Indonesia poros maritim dunia dan laut masa depan bangsa," kata dia.

Susi mengungkapkan, saat awal mendapat tugas, dia melihat sektor kelautan dan perikanan Indonesia begitu berantakan. Dari data sensus, dia menemukan berkurangnya jumlah rumah tangga nelayan Indonesia 1,6 juta jiwa pada 2003 menjadi 8 ribu jiwa pada 2015. Selain itu,  115 perusahaan eksportir dan pengelolaan ikan gulung tikar, sedangkan impor ikan cukup tinggi.

"Dari data itu tidak merefleksikan Indonesia sebagai negara yang memiliki laut terluas ke dua di dunia," ucap Susi Pudjiastuti.

Melihat kenyataan tersebut, Susi mulai melakukan pemetaan untuk memulai pembenahan. Upaya yang pertama dilakukannya adalah membuat stok ikan di laut Indonesia bertambah. Kala itu, stok ikan di dalam laut Indonesia diperkirakan hanya 6,5 juta ton.

Hal ini dinilai akan membuat alokasi dana untuk pengembangan nelayan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan sia-sia, jika ikan yang akan ditangkap stoknya semakin berkurang.

Susi pun kemudian memprioritaskan penertiban dalam penangkapan ikan di laut. Dengan tegas dia memberlakukan tindakan untuk kapal asing yang melakukan pencurian ikan di laut Indonesia.

"Saya bilang ke Presiden, kalau diperbolehkan saya akan tegakkan aturan yang membuat ini berhenti. Tapi bapak harus dukung saya sepenuhnya, dan untuk sementara saya tidak mau diintervensi," ungkap dia.

Berbekal dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009‎ yang menghalalkan penenggelaman untuk kapal asing tidak berizin dan peraturan menteri yang dibuatnya, Susi berkoordinasi dengan instansi terkait dan melakukan berbagai sosialisasi ke Duta Besar Malaysia, China, Thailand, Vietnam, Australia, dan Filipina.

Usai itu, Susi Pudjiastuti langsung tancap gas melakukan penenggelaman kapal asing yang tertangkap mencuri ikan di laut Indonesia.

"Pak Presiden berteriak tiga kali untuk memerintahkan penenggelaman, Tapi sebelum penenggelaman saya harus buat peraturan menteri untuk menjaga dari hal yang tidak diinginkan," ucap dia.

Upayanya tersebut dinilai berhasil membuat kapal asing pencuri ikan tak berani lagi. Saat ini ada 386 kapal asing yang telah ditenggelamkan. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah cadangan ikan di laut menjadi 12,5 juta ton.

"386 kapal yang sudah kita tenggelamkan. Dari sana, angka yang muncul membuat saya heran kok bisa. Saya sendiri tidak percaya,"‎ tutup Susi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya