Tingkat Konsumsi Masyarakat Selama Kuartal II Diprediksi Rendah

Ada beberapa hal yang menekan laju konsumsi masyarakat di kuartal II.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jul 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 10:02 WIB
Tingkat konsumsi masyarakat. (llustrasi)
Tingkat konsumsi masyarakat. (llustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengungkapkan angka tingkat konsumsi masyarakat pada kuartal II 2017 akan lebih rendah dari perkiraan.

Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan, perkiraan BI tingkat konsumsi masyarakat akan tumbuh di angka 4-4,5 persen pada kuartal II 2017.

"Tapi kalau dilihat dari beberapa indikator nampaknya ini akan di bawah yang kita perkirakan, karena ada yang menekan konsumsi swasta," kata Dody di Gedung Bank Indonesia seperti ditulis Jumat (21/7/2017).

Dia menjelaskan, yang menekan laju konsumsi masyarakat tersebut setidaknya ada beberapa hal. Pertama, pencabutan subsidi listrik yang menyebabkan pembayaran listrik beberapa golongan masyarakat naik.

Kedua, Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan pembayaran gaji ke-13 bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) berlangsung di Juni. Namun kenyataannya, pembayaran baru terjadi di Juli.

Angka konsumsi masyarakat rendah, salah satu indikatornya bisa dilihat dari pertumbuhan penjualan retail yang hanya tumbuh tumbuh maksimal 7 persen. Padahal pada periode yang sama tahun lalu penjualan retail bisa tumbuh di atas 8 persen.

"Namun kalau kita lihat sampai sekarang, itu sudah mulai ada grafik yang positif. Seperti penjualan sepeda motor sudah naik 15 persen, penjualan makanan dan minuman juga ada pertumbuhan," terang Dody.

Dirinya yakin perbaikan tingkat konsumsi masyarakat ini akan lebih baik pada kuartal III 2017. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi pada periode itu juga akan lebih baik.

"Kalau di kuartal II ini perkiraan pertumbuhan ekonomi kita ada di 5,1 persen," tutup Dody. (Yas)

Tonton video menarik berikut ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya