Liputan6.com, Jakarta - Jalan tol Jakarta-Cikampek menjadi hantu bagi para pengendara, baik yang ingin keluar Jakarta atau yang masuk ke Jakarta. Adanya tiga proyek penting sedang dibangun menjadikan kemacetan parah di titik-titik tertentu jalan tol Jakarta-Cikampek. Proyek tersebut adalah jalan tol Jakarta-Cikampek eleveted, LRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Assistant Vice President Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, untuk mengurangi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek tersebut, berbagai upaya terus dilakukan perusahaan, salah satunya dengan memberlakukan contraflow di km 27 arah Cikampek.
"Untuk mencairkan kepadatan tersebut, saat ini Jasa Marga dengan diskresi Kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas contraflow," ucap Heru, Rabu (16/8/2017). Contraflow diberlakukan sejak pukul 16.53 WIB di KM 25+800 s.d Km 28+400 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek.
Advertisement
Pemberlakuan contraflow merupakan diskresi Kepolisian, dimana Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek menyiapkan sarana pendukung seperti rambu, rubber cone dan petugas. "Pengguna jalan yang akan memanfaatkan contraflow agar mengambil lajur kanan," tambah Heru.
Baca Juga
Dalam pelaksanannya, petugas Jasa Marga di lapangan terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian PJR guna memantau perkembangan lalu lintas sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan membuat rekayasa lalu lintas untuk mencairkan kepadatan.
Sebelumnya, untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek khususnya ruas Cikunir hingga Karawang Barat Kementerian PUPR menyiapkan jalan nasional sebagai jalan alternatif pengalihan arus lalu lintas jika terjadi kemacetan parah selama masa konstruksi.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan untuk mengoptimalkan penggunaan jalan nasional sebagai alternatif, Kementerian PUPR berkoordinasi dengan Kemenhub dan Korlantas Kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas berupa pengurangan jumlah lokasi putar balik (U-turn) dan penempatan petugas di setiap perempatan jalan.
“Pada jalan alternatif juga akan dilakukan dukungan peningkatan sistem lalu lintas antara lain dengan menambah tanda penunjuk jalan, perbaikan perkerasan jalan dan bahu jalan,” ujar Arie.
Skenario lainnya yang direncanakan dari hasil pertemuan tersebut adalah pengaturan waktu (windows time) mobilisasi peralatan berat dan kendaraan besar seperti truk pengangkut barang.
Dengan adanya pengaturan jendela waktu tersebut diharapkan kendaraan-kendaraan besar tidak mengganggu mobilisasi kendaraan kecil pada jam sibuk.
“Dampak paling buruk jika ada kendaraan besar seperti truk yang rusak di tengah jalan pada jam sibuk yang akan menambah parah kemacetan,” kata Arie.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: