Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mengantisipasi penggunaan motor dan mobil listrik, dengan menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU). Saat ini jumlahnya sudah mencapai 875 titik tersebar di beberapa wilayah.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka mengatakan, PLN telah memikirkan infrastruktur pengisian bahan bakar mobil listrik, sebelum secara resmi pemerintah menyatakan akan mendorong pengembangan motor dan mobil listrik, yaitu dengan membangun SPLU.
“Hal ini sudah dipersiapkan sejak lama untuk menjawab tantangan di masa depan. Saat ini kendaraan listrik sudah banyak bermunculan. Ini tak hanya hemat energi, tapi juga ramah lingkungan," kata Made, di Jakarta, Minggu (27/8/2017)
Advertisement
Baca Juga
Menurut Made, saat ini PLN sudah menyediakan sedikitnya 875 SPLU yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia. SPLUÂ ini tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Jakarta, Bandung, Bangka Belitung, Riau dan Kepulauan Riau, Muara Bungo, Bengkulu, Lampung, Manado, Gorontalo, Palu, Kotamobagu, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk SPLU di Jakarta sendiri, sampai dengan akhir Juli 2017 telah terpasang di 542 titik. Keberadaan SPLU akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan konsumen, termasuk kebutuhan pengisian energi kendaraan listrik di tempat umum.
Tahun ini ditargetkan sudah ada 1.000 unit SPLU khusus di Jakarta. Lokasi SPLU-SPLU ini dapat ditemukan melalui aplikasi Google Maps dengan kata kunci SPLU PLN.
"Untuk mengimbangi perkembangan teknologi ini, PLN sudah menyiapkan SPLU dari jauh-jauh hari. Kami yakin bisa memenuhi ketersediaan SPLU dengan kualitas maksimal, apalagi daya pasok energi listrik juga banyak dipasok dari pembangkit baru yang berasal dari program 35.000 MW," papar Made.
SPLU tersebut merupakan inovasi PLN, yang pada awalnya dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat di tempat umum, seperti untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) atau pedagang kaki lima (PKL). Seiring dengan berkembangnya teknologi, SPLU pun dapat digunakan untuk mengisi ulang energi kendaraan listrik. SPLU Beji Lintar mengadopsi sistem prabayar.
20 persen mobil pakai energi listrik di 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pada 2025, sebanyak 20 persen mobil yang beredar di dalam negeri telah menggunakan dua sumber energi (hybrid), yaitu BBM dan listrik. Hal ini sebagai salah satu langkah pengembangan mobil listrik di Tanah Air.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya telah membuat peta jalan (road map) terkait kendaraan beremisi rendah. Salah satunya yaitu mobil hybrid ini.
"Kita sudah buatkan roadmap yang kita sebut low cost emision vehicle. Salah satunya pengembangannya yaitu mobil hybrid listrik," ujar dia di Padang, Sumatera Barat, seperti ditulis Minggu (27/8/2017).
Dia menjelaskan, mobil hybrid tersebut memiliki standar konsumsi bahan bakar di atas 30 km per liter setara BBM. Dengan demikian, selain ramah lingkungan, mobil ini juga diharapkan lebih hemat bahan bakar.
"Ini adalah kendaraan bermotor yang basisnya kilometer (km) per liter, di atas 30 km per liter. Targetnya di 2025, 20 persen dari seluruh mobil yang beredar itu basisnya listrik, itu hybrid BBM dan listrik. Yang kemarin ditawarkan di pameran (GIIAS) 100 km per 2,5 liter. Jadi hampir 1 liter untuk 40 km," lanjut dia.
Advertisement