Harga Minyak Melemah Tersengat Badai Harvey

Harga minyak dunia melemah satu persen meski pun pasokan minyak Amerika Serikat menyusut.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Agu 2017, 06:05 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 06:05 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah seiring harga bensin bergerak reli ke level tertinggi dalam dua tahun. Sentimen lainnya pengaruhi harga minyak yaitu pelaku pasar mengharapkan langkah pemerintah selanjutnya atasi dampak Badai Harvey. Ini berhubungan dengan produksi dan kilang yang berhenti. Sebelumnya, pasokan minyak AS tertekan dan bensin stabil.

"Sebelum badai terjadi semua tampak stabil (pergerakan minyak)," ujar Direktur ClipperData Matt Smith, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (31/8/2017).

Ia menuturkan, data the Energy Information Administration (EIA) sedikit mengalihkan perhatian pasar dari peristiwa terkini. Data EIA digantikan oleh penghentian operasional kilang yang meluas.

Di New York Mercantile Exchange, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 48 sen atau satu persen menjadi US$ 45,96 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent susut US$ 1,14 atau 2,2 persen menjadi US$ 50,86 per barel.

EIA menyatakan kalau pasokan minyak mentah dalam negeri turun 5,4 juta barel hingga 25 Agustus 2017. Ini ikuti penurunan dalam delapan minggu terakhir. Analis memperkirakan penurunan pasokan minyak sekitar 1,5 juta barel. Sementara itu, berdasarkan sumber, the American Petroleum Institute melaporkan kalau penurunan pasokan minyak sebesar 5,8 juta barel.

Analis Tyche Capital Advisors menilai, data tersebut tidak menunjukkan dampak sebenarnya dari Badai Harvey. Sejumlah analis mengatakan, kalau angka itu menggambarkan sejumlah persiapan awal menjelang badai termasuk perlambatan produksi minyak mentah di Teluk Meksino.

"Karena situasi di daerah Houston dan Louisiana, beberapa kilang telah ditutup termasuk kilang minyak terbesar di negara itu kilang Port Arthur Motiva Enterprises," ujar Macaluso.

Ia menambahkan, data EIA pekan depan harus melihat hasil besar seiring penutupan sejumlah kilang. Ini mendorong persediaan minyak dalam jumlah besar.

"Sekitar 1,4 juta barel minyak tambahan tidak akan disuling menjadi bahan bakar selama kilang ditutup," kata dia.

Berdasarkan data EIA, stok bensin tidak berubah selama sepekan. Sedangkan stok penyulingan naik tipis sekitar 700 ribu barel.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya