Harga BBM Tidak Naik, Pertamina Nombok Rp 12 Triliun

Pertamina harus menomboki selisih antara harga pembelian di pasar dengan harga jual ke masyarakat

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Sep 2017, 18:27 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2017, 18:27 WIB
20150722-Pertalite Siap Meluncur-Jakarta
Bensin dengan kadar Ron 90 ini akan mulai dijual di beberapa SPBU pada 24 Juli 2015, Jakarta, Rabu (22/7/2015). Peluncuran Pertalite untuk memberikan varian pilihan BBM bagi masyarakat demi menekan konsumsi premium. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menanggung beba‎n sebesar Rp 12 triliun. Hal ini diakibatkan belum disesuaikannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi dan premium, dengan kondisi harga minyak dunia yang mengalami kenaikan.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, akibat tidak disesuaikannya harga BBM dengan harga minyak saat ini, Pertamina harus menomboki selisih antara harga pembelian di pasar dengan harga jual ke masyarakat. Selama semester pertama 2017 Pertamina telah menomboki Rp 12 triliun atas penjualan solar subsidi dan premium.

"Seharusnya kita selalu kan harus memasukkan ke formula harga, nah itu selisihnya itu Rp 12 triliun," kata Elia, di Jakarta, Kamis (7/9/2017).

Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengungkapkan, kondisi harga acuan BBM masih stabil, tetapi harga BBM yang ditetapkan sampai saat ini ‎masih mengacu pada harga minyak di kisaran US$ 37 per barel sampai US$ 40 per barel. Sedangkan harga minyak saat ini berada di level US$ 37 per barel sampai US$ 40 per barel.

‎"Sekarang stabil tapi harga crude kan sekarang di posisi US$ 55- US$ 57, nah penetapan harga terakhir dulukan diposisi US$ 37- US$ 40‎," jelas Iskandar.

‎Menurut Elia, meski menanggung beban Pertamina hanya mengikuti keten‎tuan pemerintah dalam penetapan harga BBM. Pasalnya, Pertamina merupakan perusahaan negara yang dimiliki pemerintah.

"Tetap Pertamina punya siapa? (pemerintah). Ya sudah berati kan kalau ada itu kan kontrol pemerintah‎," tutup Elia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya