ADB Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen Tahun Ini

Perekonomian Indonesia dinilai masih kuat di tengah ketidakpastian global.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Sep 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 12:15 WIB
Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan perekonomian Indonesia masih kuat di tengah ketidakpastian global. (Liputan6.com/Achmad Dwi Afriyadi)
Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan perekonomian Indonesia masih kuat di tengah ketidakpastian global. (Liputan6.com/Achmad Dwi Afriyadi)

Liputan6.com, Jakarta Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen pada tahun ini dan 5,3 persen di tahun depan. Proyeksi ini masih sejalan dengan perkirakan ADB pada April lalu.

Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan perekonomian Indonesia masih kuat di tengah ketidakpastian global. "Ekonomi Indonesia tetap kuat terlepas dari ketidakpastian global, dengan pertumbuhan yang diharapkan akan baik pada tahun ini," kata dia dalam Asian Development Outlook (ADO) di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh infrastruktur dan investasi swasta. Belanja pemerintah akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di paruh kedua 2017.

Investasi swasta diperkirakan akan meningkat perlahan seiring dengan mulai terlihatnya dampak dari reformasi kebijakan guna memperbaiki iklim usaha. Hal itu ditambah dengan keputusan Standard & Poor’s yang menaikkan peringkat Indonesia ke investment grade. Hal ini diharapkan mempercepat arus modal masuk termasuk investasi langsung.

Bukan hanya itu, pertumbuhan kredit akan membaik secara bertahap. Hal ini menyusul pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Kebijakan fiskal masih tetap menopang pertumbuhan. Perubahan anggaran menghasilkan belanja total yang lebih tinggi, terutama dengan alokasi yang lebih besar bagi infrastruktur publik, kesehatan, dan pendidikan.

Dia menerangkan, meskipun pemerintah mengurangi subsidi energi dan berimbas pada kenaikan harga listrik, tapi pengeluaran rumah tangga masih tetap kuat. Keyakinan konsumen masih baik berkat rupiah stabil. Sehingga, diharapkan inflasi lebih terkendali

Sektor perdagangan Indonesia belum dapat diandalkan mengingat tidak meratanya tingkat pemulihan dan pertumbuhan mitra dagang Indonesia.

"Risiko terhadap proyeksi ini bergantung pada perkembangan upaya pemerintah dalam memobilisasi penerimaan pajak, harga komoditas global, dan ketidakpastian kebijakan di negara negara maju," kata Winfried Wicklein.

Tonton Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya