Baca Juga
Pertamina Menomboki Rp 12 Triliun
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, akibat tidak disesuaikannya harga BBM dengan harga minyak saat ini, Pertamina harus menomboki selisih antara harga pembelian di pasar dan harga jual ke masyarakat.
"Seharusnya kita selalu kan harus memasukkan ke formula harga. Nah, itu selisihnya itu Rp 12 triliun," kata Elia.
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengungkapkan, kondisi harga acuan BBM masih stabil, meski harga yang ditetapkan sampai saat ini masih mengacu pada harga minyak di kisaran US$ 37 per barel sampai US$ 40 per barel. Sedangkan harga minyak saat ini berada di level US$ 37 per barel sampai US$ 40 per barel.
"Sekarang stabil tapi harga crude kan sekarang di posisi US$ 55 sampai US$ 57. Nah, penetapan harga terakhir dulukan di posisi US$ 37 sampai US$ 40," jelas Iskandar.
Menurut Elia, meski menanggung beban, Pertamina hanya mengikuti ketentuan pemerintah dalam penetapan harga BBM. Pasalnya, Pertamina merupakan perusahaan negara yang dimiliki pemerintah.
Advertisement