Donald Trump Kesal ke China Gara-Gara Kepiting Kim Jong-un

Ketegangan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un masih berlanjut.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 12 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 20:00 WIB
Kim Jong Un dan Donald Trump (Getty Images)
Kim Jong Un dan Donald Trump (Getty Images)

Liputan6.com, New York - Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara masih berlanjut. Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump protes pada China soal Korea Utara.

Melansir CNN Money, Kamis (12/10/2017), Trump kesal dan menganggap China tidak melakukan banyak hal untuk menghalangi program peluncuran nuklir Kim Jong Un.

"Korea Utara adalah negara nakal yang telah menjadi ancaman dan memalukan bagi China, yang mencoba untuk membantu tapi hanya sedikit berhasil," tutur Trump dalam kicauannya bulan lalu.

Trump ingin China menggunakan perannya sebagai mitra dagang utama Korea Utara untuk memaksa Kim Jong Un mengubah sikapnya. CNN kemudian mencoba mencari tahu apa yang menbuat Trump geram dan frustasi dan terbang ke perbatasan China dan Korea Utrata .

Dan ternyata yang membuat Trump kesal adalah: kepiting.

Kota Hunchun yang terletak tak jauh dari perbatasan antara China, Rusia dan Korea Utara punya komoditas utama, yaitu hasil laut alias seafood.

Kepiting, kerang dan hasil tangkapan Korea Utara dijual di Hunchun selama bertahun-tahun, terutama oleh pedagang China. Kemudian pada 15 Agustus, China mengatakan bahwa mereka menjalankan sanski AS yaitu larangan dalam mengimpor seafood dan sejumlah komoditas lain dari Korea Utara.

Seafood dari Korea Utara nilainya mencapai US$ 300 juta per tahun, menurut Amerika Serikat. Dan China paling banyak membeli komoditas tersebut. AS menganggap perdagangan itu yang membantu pembiayaan nuklir Korea Utara.

Larangan yang diberlakukan pada Agustus itu memukul simpul-simpul ekonomi di Hunchun. Tempat pengolahan ikan tutup, bisnis mengalami kerugian dan beberapa pedagang melakukan protes.

Meski demikian, seafood dari Kim Jong-un tak sulit ditemui. Kemungkinan besar karena itu adalah sumber pendapatan utama negara tersebut.

Kepiting dari Korea Utara berlimpah di pasar di wilayah Hunchun pada akhir September lalu. Pemilik toko pun mengungkap bagaimana mereka mendapatkan komoditas utama negara itu.

"Ini diselundupkan semalam dari Korea Utara," ujar seorang wanita paruh baya kepada CNN seraya mengangkat seekor kepiting dari tanki pendingin. Harganya 180 yuan per kg atau sekitar US$ 12 yang setara dengan Rp 162 ribu (kurs: Rp 13.500 per dolar)

"Memang lebih mahal dari biasanya," tambahnya.

Hal yang sama juga terjadi di beberapa toko lainnya. Tak sulit untuk mendapatkan kepiting dari Korea Utara di sini.

 Simak video pilihan di bawah ini:

 

Diselundupkan

Tak jelas berapa banyak kepiting yang masih diekspor Korea Utara ke China, terutama sekarang di mana sanksi AS yang tampaknya malah menumbuhkan pasar gelap komoditas ini.

"Korea Utara sudah menyelundupkan banyak hasil laut mereka ke China bahkan sebelum sanksi diberlakukan," kata Justin Hastings, Professor di University of Sydney yang mempelajari soal perdagangan Korea Utara.

Yang membuat Trump frustrasi tak hanya barang-barang Korea Utara yang dilarang masih masuk ke China, tapi juga sebaliknya. Rezim Kim Jong Un masih dengan leluasa mendapatkan pasokan komoditas penting dari China.

Hal itu bisa dilihat dari Dandong, hub perdagangan besar di Selatan sepanjang perbatasan di Hunchun. Itu merupakan daerah pusat ekonomi antara China dan Korea Utara.

Truk terlihat melintasi jembatan menuju ke Korea Utara, mengangkut barang-barang seperti makanan, bahan bakar minyak, material gedung, plastik dan bahkan panel surya. Pemerintahan Trump ingin perdagangan tersebut diawasi dengan ketat, jika tak bisa diakhiri.

"China melihat sanksi AS ini dari sudut pandang yang berbeda," kata Hastings.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya