Liputan6.com, Jakarta - Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap pencapaian target dan tujuan Program Sustainable Development Goals (SDGs) yakni untuk kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pertanian menjadi leading sektor bagi program ini.
"Peranan pertanian berkaitan langsung dengan target SDGs tahun 2030 yakni memberantas kemisinan dan kelaparan," jelas Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dikutip dari keterangan tertuis, Minggu (15/10/2017).
Peran penting sektor pertanian dalam program SDGs terlihat dari 17 tujuan dan 169 target yang menitikberatkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan kelaparan, di samping perhatian terhadap masalah kesehatan, pendidikan, ketidaksetaraan gender dan kelestarian lingkungan. Beberapa hal diantaranya tentu berhubungan langsung dengan pangan dan pertanian.
Advertisement
Suwandi menjelaskan, kemiskinan masih menjadi persoalan karena penduduk miskin masih mencapai 10,86 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Persoalan kemiskinan menjadi salah satu faktor utama rendahnya akses masyarakat terhadap pangan.
Baca Juga
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, sekitar 20 juta penduduk mengalami kelaparan setiap hari.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas makanan khususnya beras memberi kontribusi besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan dengan kontribusi sekitar 20 persen dan pedesaan 26 persen dibandingkan kontribusi pangan lain.
Kantong-kantong kemiskinan berada di pedesaan, pedalaman dan di wilayah pinggiran. Untuk itu pembangunan mesti menyasar masyarakat wilayah tersebut. Tentunya ini sejalan dengan Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK, membangun negeri dari pinggiran.
“Masyarakat pedesaan terutama di perbatasan taraf hidupnya harus meningkat dan bisa hasilkan komoditas pangan dan lainnya yang berkualitas memberikan nilai tambah,” ungkapnya.
Anggota Badan Pengurus Pusat, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP-HIPMI), Pinpin Bhaktiar menuturkan sinergi strategis dengan program Kementan yang sedang berjalan bisa dirintis oleh enterpreneur sektor pertanian. Menurutnya, jika enterpreneur menjadi solusi pengentasan kemiskinan dalam kerangka SDGs.
“Ketika seorang pengusaha hadir, maka ia akan melakukan pemberdayaan yang tidak bekerja jadi bekerja," tuturnya.
“Enterpreneur juga diharapkan jadi akselerator bagi ekonomi maupun iklim enterpreneurship di hulu yakni bergerak di bidang pertanian atau pangan,” imbuhnya.
Pinpin mengapresiasi enterpreneur muda yang telah ditumbuhkan Kementan melalui Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) di pedesaan. Gerakan ini dipastikan dapat menumbuhkan enterpreneurship di hulu untuk memberikan inspirasi dan pengembangan inovasi teknologi pertanian yang menciptakan nilai tambah produk pangan dan menghemat biaya usaha tani sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: