Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menjadi miliarder tak lantas membuat bos AirAsia Tony Fernandes selalu berpenampilan perlente. Pengusaha Malaysia keturunan India ini tampaknya memilih tetap berpenampilan sederhana dalam kesehariannya.
Seperti saat peluncuran buku autobiografinya berjudul Flying High, di Marini's On 57, Petronas Tower 3, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu 29 Oktober 2017, Tony hanya mengenakan kaus oblong hitam dan celana jeans biru terang.
Tak hanya dirinya, Tony juga ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya menjadi orang yang sederhana.
Advertisement
Kendati demikian, tak berarti kedua anaknya harus meneruskan usahanya. Tony membebaskan anak-anaknya memilih pekerjaan yang mereka sukai, dan tidak dibayang-bayangi oleh AirAsia.
"Dua hal yang saya inginkan untuk anak saya: sederhana dan tidak dibayang-bayangi oleh saya (sebagai bos AirAsia)," ungkap Tony yang ditulis Liputan6.com, Senin (30/1/217).
Baca Juga
Tony Fernandes merupakan salah satu dari miliarder yang diperhitungkan di Asia dan dunia saat ini. Beberapa kali dia diganjar penghargaan atas kesuksesannya itu. Di antaranya, ASEANÂ Entrepreneurial Excellence Award pada 2016, dan Legion d'honneur dari pemerintah Prancis.
Di tangannya, Tony berhasil menyulap AirAsia dari perusahaan yang semula hendak tamat, menjadi sebuah industri besar di Asia saat ini.
Namun, kesuksesan Tony ini tidak diraih begitu saja. Melalui bukunya Flying High, Tony mengisahkan bagaimana perjuangannya melawan orang-orang yang meremehkannya hingga berhasil mewujudkan mimpinya, membuat orang-orang, khususnya di Asia Tenggara, bisa terbang ke mana pun dengan tarif murah.
"Saya berharap ini akan mendorong orang lain mengejar apa yang mereka impikan. Percaya tidak percaya, mimpi tidak mungkin dan tidak pernah tidak memiliki sebuah jawaban," kata Tony yang mengenyam pendidikan di Epsom College. "Yakinlah, jangan dengarkan kata siapapun dan tetap lanjutkan, " dia menegaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pengorbit Raihan
Sebelum berkecimpung di industri penerbangan, Tony merupakan bos Warner Music Asia. Dia juga yang mengorbitkan grup musik religi terkenal Malaysia, Raihan. Sementara di Warner Music, salah satu penyanyi Indonesia yang berada di bawah asuhannya adalah pedangdut Cici Paramida.
Kecintaan Tony, terhadap musik ia dapatkan dari kedua orangtuanya. Ibunya, Ena, yang lahir di Malaka merupakan guru musik. Ayahnya, Stephen, yang merupakan keturunan Goa, India, juga penyuka musik dan olahraga.
Keduanya yang mengakrabkan dan kemudian mempengaruhi Tony dalam hal musik.
Di dunia musik, Tony sukses mencapai posisi tertinggi. Dia menjadi presiden Warner Musik Asia. Namun, tampaknya Tony tak menjadikan ini sebagai karier akhirnya. Dia masih punya mimpi lain, yakni menyediakan penerbangan murah, sehingga orang-orang di Asia Tenggara khususnya, bisa terbang ke banyak tempat.
Tony, yang baru saja menikah untuk kedua kalinya dengan wanita Korea Selatan, berkecimpung di dunia penerbangan karena pengalaman masa kecilnya.
Dalam Flying High, Tony menyebut bandara adalah tempat paling menyenangkan saat dia masih kecil.
Dia sering ke bandara bersama ayahnya, menunggu kedatangan sang ibu yang pulang dari perjalanan bisnis. Tony mengungkapkan jiwa entrepreneur-nya diperoleh dari sang ibu, yang disebutkan pernah berbisnis Tupperware.
Untuk mewujudkan mimpinya, bersama teman bisnisnya, Tony membeli AirAsia pada 2001 yang saat itu tengah "sekarat".
Dalam perjalanannya, Tony kemudian berhasil menyulap AirAsia sebagai perusahaan penerbangan yang diperhitungkan.
Tak selesai di situ, pada 2011 ayah dua anak ini membeli klub bola, Quenns Park Rangers (QPR), yang memaksanya harus tinggal di Inggris untuk mengurus klub tersebut.
Dengan kesuksesan yang diraihnya, Tony masih bermimpi bisa memberi banyak kebaikan, khususnya di bidang pendidikan.
Advertisement