PLN Pasok Listrik ke Tambang Emas Martabe

Perusahaan tersebut telah menjadi pelanggan tegangan tinggi layanan premium platinum.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Nov 2017, 14:17 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 14:17 WIB
Progress Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW untuk Indonesia
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT Agincourt Resources, pengelola tambang emas Martabe mendapat pasokan listrik sebesar 30,1 Mega volt Amper (Mva) dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Dengan begitu, perusahaan tersebut telah menjadi pelanggan tegangan tinggi layanan premium platinum.

Deputy President Director PT Agincourt Resources Linda Siahaan mengatakan,‎ dengan tersambungnya daya pasokan listrik dari PLN, maka akan menekan biaya pemakaian energi di Tambang Emas Martabe sekitar US$ 4 sampai 5 juta per tahun.

Selain itu, penggunaan daya listrik Tambang Emas Martabe juga memberikan potensi pemasukan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Pajak Penerangan Jalan yakni 10 persen dari total nilai pemakaian. Per bulan, rata-rata total nilai penggunaan listrik Tambang Emas Martabe mencapai Rp10 miliar.

“Ini akan menjadi salah satu program efisiensi dan optimalisasi kegiatan produksi yang cukup signifikan bagi Tambang Emas Martabe melalui Martabe Improvement Program,” kata Linda, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Linda mengungkapkan, proses penyambungan pasokan listrik dari PLN untuk operasional Tambang Emas Martabe telah dilakukan sejak 2009 dengan menandatangani kontrak Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listik (SPJBTL)‎ antara Agincourt Resources dengan PLN Wilayah Sumut.

Saat itu, penyambungan pasokan listrik dari PLN ditargetkan dimulai pada 2010. Namun, akibat resesi dan defisitnya kondisi kelistrikan di regional Sumut, kesepakatan tersebut batal terealisasi. Tambang Emas Martabe lantas menggunakan pihak ketiga kontraktor penyuplai listrik melalui mesin genset untuk memenuhi kebutuhan energinya, sejak awal beroperasi pada 2012.

Meski demikian, Tambang Emas Martabe tetap membangun proyek fasilitas infrastruktur jaringan listrik 150 KV, serta fasilitas penerima dan penyulang daya listrik (Gardu Induk) yang berhasil diselesaikan pada 2012. Hingga mulai produksi emas perdana pada 2012 kondisi kelistrikan masih defisit, sehingga PLN pun belum bisa melakukan penyambungan pasokan listrik bagi Tambang Emas Martabe.

Namun, kondisi kelistrikan di Sumatera Utara saat ini sudah jauh lebih baik, bahkan PLN memiliki cadangan daya sekitar 20 persen, dari daya setelah beroperasinya pembangkit-pembangkit baru yang sudah masuk dalam sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) serta revitalisasi pembangkit-pembangkit yang sudah ada. Senior Manager Corporate Communications Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono menambahkan, kesempatan ini digunakan perusahaan untuk menjalankan kembali komitmen dengan PLN.

"Tambang Emas Martabe sebagai pelanggan tegangan tinggi yang diprioritaskan karena kami sudah menyelesaikan biaya administrasi penyambungan (BP) sejak 2009 sampai 2010. Kini, Tambang Emas Martabe termasuk tipe pelanggan istimewa dengan tarif premium platinum," ungkapnya.

Katarina melanjutkan, dengan menjadi pelanggan platinum premium, Tambang Emas Martabe akan mendapatkan layanan khusus dari PLN, yaitu tingkat keandalan tinggi dan tidak akan mengalami gangguan dalam proses produksi. Selain itu, pembangkit listrik sendiri yang dimiliki oleh Tambang Emas Martabe akan bisa sinkron dengan PLN.

“Tentunya dengan menjadi pelanggan premium platinum, kami mendapat jaminan 99,9 persen tidak ada pemadaman, dan kalaupun harus terjadi pemadaman terencana kami akan menjadi pelanggan terakhir untuk dilakukan pengurangan daya, serta diprioritaskan menjadi pelanggan pertama yang akan dihidupkan aliran listriknya,” terang Katarina.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya