Liputan6.com, Jakarta Vietnam kini menjadi negara produsen dan eksportir lada nomor 1 di dunia. Padahal dulu peringkat tersebut berada ‎di tangan Indonesia.
Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh mengatakan, sebelumnya ekspor lada Vietnam mengalami penolakan dari berbagai negara pengimpor lada seperti Amerika Serikat.
Salah satu sebabnya, terkait dengan isu lingkungan di mana lada Vietnam produksi menggunakan pupuk anorganik.
Advertisement
Baca Juga
"Sebenarnya, Vietnam produknya itu tidak diterima oleh beberapa negara maju seperti AS. Karena dia pakai pupuk anorganik. Hal-hal seperti ini sensitif di negara maju," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (13/11/2017).
Namun untuk mengakali hal tersebut, lanjut dia, Vietnam juga membeli lada dari Indonesia yang menggunakan pupuk organik. Kemudian lada tersebut dicampur dengan lada produksinya sehinga bisa diterima di negara tujuan ekspornya.
"Tapi dia impor dari kita yang tidak pakai pupuk anorganik. Dia campur, baru dia ekspor," kata Abduh.
Sebab itu, Abduh mendorong agar Indonesia tidak lagi mengekspor lada ke Vietnam. Lebih baik Indonesia langsung mengekspor lada ke negara importir lada seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Spanyol, Jepang, Arab Saudi dan Singapura.
"Kita harusnya ekspor langsung ke negara konsumen, Vietnam ini bukan konsumen‎. Pengimpor lada terbesar itu AS dengan 26 ribu ton. Kemudian Arab dan Singapura. Tapi Singapura paling kembali diekspor ke beberapa negara," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Kalah Ekspor
Saat ini, produksi lada Indonesia kalah dibandingkan dengan Vietnam. Padahal, Indonesia pernah menjadi negara produsen lada nomor 1 di dunia.
Muhammad Abduh mengatakan, saat ini rata-rata produksi petani lada dalam negeri sebanyak 0,6 ton per hektare (ha). Secara total, produksi lada Indonesia hanya sekitar 70 ribu-80 ribu ton per tahun.
"Sedangkan Vietnam produksinya 3,2 ton per ha.‎ Jadi kita bersaing dengan Vietnam yang produksinya (total) 160 ribu ton, kita 70-80 ribuan ton per tahun. Padahal, kita pernah jadi produsen lada nomor 1 dan Vietnam nomor 2," ujar dia.
Menurut dia, ada sejumlah hal yang membuat produksi lada Vietnam bisa meningkat pesat. Pertama, keuletan para petani dalam memproduksi komoditas ini. Kedua, sistem irigasi yang dipakai lebih canggih dibandingkan dengan Indonesia, sehingga lahannya bisa memproduksi lebih banyak.
"Saya pernah ke sana untuk melihat produksi petani. Ada empat sebabnya produksi mereka tinggi. Pertama,‎ petani Vietnam itu rajin dan tangguh‎. Kedua karena sistem pengairannya bagus. Mereka mencontoh Israel. Israel kan daerah padang pasir, tapi tanaman bisa tumbuh subur di sana karena irigasi yang baik," ucap dia.
Selain itu, dukungan modal dari sektor perbankan bagi para petani di Vietnam juga dinilai lebih baik ketimbang di Indonesia.
"Ketiga, mereka menanam lada di sana pakai pohon kapuk (sebagai junjung lada). Ini bisa sampai 7 meter. Dan keempat, sistem perbankan sangat sederhana, mereka bisa dapat kredit hanya dengan rekomendasi dari koperasi (petani)," kata dia.
Â
Advertisement