Liputan6.com, Jakarta Produsen otomotif di Indonesia siap memproduksi kendaraan listrik guna memenuhi kebutuhan konsumen serta mengikuti tren masa depan. Hal ini sesuai dengan peta jalan yang disusun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam pengembangan industri otomotif nasional.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyatakan, salah satu hal yang menjadi fokus Kemenperin yaitu mendorong produksi kendaraan beremisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV).
“Pengembangan teknologi hybrid atau electric vehicle pada kendaraan ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus juga mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM),” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Airlangga menjelaskan, diversifikasi BBM ke arah bahan bakar gas, bahan bakar nabati, atau tenaga listrik sebagai jawaban atas kebutuhan energi di sektor transportasi. Produksi dan penggunaan bahan bakar alternatif ini secara langsung dapat pula menghasilkan aktivitas dan manfaat ekonomi yang inklusif, terutama di daerah yang kaya akan sumber energi tersebut.
“Tentunya produksi kendaraan dengan jenis bahan bakar atau penggerak yang lebih ramah lingkungan, menjadi tujuan ke depannya dari pemerintah dan diharapkan dapat dikembangkan industri otomotif dalam negeri,” dia menjelaskan.
Dia menyatakan, pemerintah menargetkan pada 2025 sekitar 25 persen atau 400 ribu unit kendaraan LCEV sudah masuk pasar Indonesia. “Dalam roadmap yang kami kembangkan, LCEV didorong melalui berbagai tahapan,” lanjut Airlangga.
Kendaraan hybrid menjadi salah satu tahapannya, karena saat ini infrastruktur untuk stasiun pengisi tenaga listrik belum tersedia. Mobil ini bisa menggunakan dua sumber energi, BBM dan listrik. Untuk itu, produsen perlu lebih memperkenalkan kepada konsumen terhadap teknologi yang diterapkannya.
Mobil Listrik Nissan
Airlangga juga memberikan apresiasinya kepada PT Nissan Motor Indonesia yang telah mengembangkan mobil listrik Nissan Note e-Power.
"Tenaganya powerful karena engine full electric vehicle (EV). Tadi coba sampai kecepatan 80 km/jam. Kalau dari sisi otomotifnya sudah layak, apalagi dengan EV yang emisinya lebih rendah tentu pemerintah akan dukung,” ungkap dia.
Sementara itu, President Director PT Nissan Motor Indonesia Eiichi Koito mengatakan, sistem penggerak motor listrik atau e-Power dari Nissan merupakan solusi inovatif untuk mulai memperkenalkan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia.
“Nissan menciptakan standar baru dalam pasar kendaraan zero emission melalui kehadiran Nissan LEAF. Teknologi e-POWER akan menjadi jembatan ideal dalam perubahan penggunaan mobil berbahan bakar bensin dan solar menjadi kendaraan listrik seutuhnya. Ini untuk mendukung rencana pemerintah Indonesia terkait elektrifikasi,” ucap dia.
Koito menuturkan e-Power pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 2016. “Sistem penggerak elektriknya diadaptasi dari teknologi Nissan LEAF, yang merupakan kendaraan listrik terlaris di dunia,” tandas dia.
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓