Bunga KUR Turun Tahun Depan, Nasabah Tahan Ajukan Kredit

Pemerintah terus mendorong penyaluran KUR untuk sektor produksi, yang meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Des 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 16:45 WIB
50 Persen Target KUR 2018 untuk Sektor Produktif
Deretan oncom yang telah dicetak dan ditata di salah satu industri di Jakarta, Rabu (6/12). Pemerintah menganggarkan KUR pada 2018 sebesar Rp 120 triliun dengan bunga diturunkan menjadi tujuh persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengumumkan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 91,3 triliun sepanjang Januari-November 2017. Jumlah tersebut sebesar 85,6 persen dari total target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 106,6 triliun dengan tingkat bunga 9 persen per tahun.

“Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha mikro,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Datanya menunjukkan, kredit yang disalurkan melalui KUR ini tergolong lancar karena risiko kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) relatif rendah, sebesar 0,21 persen.

Nilai penyaluran KUR sebesar Rp 91,3 triliun hingga akhir November 2017 menjangkau sekitar 4 juta debitur. Didominasi oleh skema KUR Mikro (70,4 persen), KUR Ritel (29,3 persen), dan KUR untuk Tenaga Kerja Indonesia/TKI (0,3 persen).

Pemerintah terus mendorong penyaluran KUR untuk sektor produksi, yang meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa.

Untuk sektor produksi (termasuk sektor jasa), naik dari 33 persen di Desember 2016 menjadi 44 persen di November 2017. Sedangkan sektor produksi (tanpa sektor jasa) naik dari 22 persen menjadi 31,5 persen di periode yang sama.

Menurut wilayah, penyaluran KUR sebagian besar mengalir ke Pulau Jawa dengan porsi sebesar 55,8 persen (Rp 50,9 triliun), Sumatera sebesar 19 persen (17,32 triliun), Sulawesi sebesar 10,2 persen (9,3 triliun).

Juga ada Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6,7 persen (6,1 triliun), Kalimantan sebesar 6,2 persen (5,6 triliun), serta Maluku dan Papua sebesar 2,1 persen (1,9 triliun).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

BRI tertinggi

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir pesimistis KUR akan terserap 100 persen di tahun ini karena debitur memilih mengajukan kredit di 2018 dengan penawaran tingkat bunga lebih rendah, yakni 7 persen per tahun.

"Tidak mungkin tercapai (100 persen) karena suku bunga KUR kan turun dari 9 persen ke 7 persen di 2018. Ternyata banyak debitur yang sudah tahu dan menunggu sampai Januari baru mengakukan KUR," jelas Iskandar.

Dari capaian penyaluran KUR hingga November ini, penyaluran tertinggi dicapai oleh Bank BRI sebesar 96,2 persen, Bank Mandiri 93,1 persen, dan Bank BNI 65,6 persen. Sedangkan untuk kinerja penyaluran Bank Umum Swasta sebesar 24,9 persen dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 31,2 persen.

Sebagai informasi, beberapa kebijakan skema KUR baru 2018, yakni tingkat bunga KUR menjadi 7 persen per tahun dan kenaikan besaran subsidi, rencana plafon KUR menjadi sebesar Rp 120 triliun, dan target minimum penyaluran KUR di sektor produksi sebesar 50 persen dari total penyaluran KUR.

Adapun kenaikan subsidi bunga, untuk KUR Mikro naik 1 persen dari 9,5 persen menjadi 10,5 persen, KUR Ritel naik 1 persen dari 4,5 persen menjadi 5,5 persen, KUR Penempatan TKI naik 2 persen dari 12 persen menjadi 14 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya