Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan segera menerbitkan kebijakan relaksasi bidang keuangan dan perbankan, khususnya di wilayah Bali yang terkena dampak letusan Gunung Agung. Kebijakan ini dikeluarkan untuk merespons banyaknya debitor yang kesulitan membayar atau melunasi pinjaman.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, saat ini OJK sedang mengidentifikasi kebutuhan perumusan kebijakan terkait dampak meningkatnya aktivitas Gunung Agung untuk penanganan debitur dan perbankan.
Advertisement
Baca Juga
Wimboh menambahkan, OJK sudah memiliki aturan untuk menyikapi dampak atas kondisi daerah yang terkena bencana alam, termasuk di kawasan sekitar Gunung Agung, Bali. Pengurus Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menunjukkan data adanya penurunan okupansi hotel sekitar 20 persen.
“OJK mengantisipasi dampak lanjutan karena banyak debitur yang tidak bisa kembali berusaha karena adanya travel warning yang membuat kedatangan wisatawan berkurang,” kata Wimboh dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Wimboh lebih jauh menjelaskan, perbankan di Bali, seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Bank Mantap, dan Perbarindo melaporkan bahwa kondisi kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) masih terjaga dalam tiga bulan ini.
Namun, terhadap debitur yang terdampak langsung beberapa bank telah melakukan restrukturisasi baik yang diatur dalam aturan internal bank maupun aturan OJK.
“OJK mengantisipasi hal ini dengan kebijakan yang terukur menjaga ekonomi Bali agar kondusif, terutama karena ketergantungan dari sektor pariwisata,” ujar Wimboh.
Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Bali I Ketut Sudikerta mengungkapkan, pemerintah daerah terus berupaya mengikis persepsi negatif di media sosial bahwa seluruh Bali terkena dampak letusan Gunung Agung. Hal ini pun dilakukan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkunjung ke Bali baru-baru ini.
Setelah kunjungan Jokowi, Sudikerta mengklaim telah terjadi peningkatan okupansi hotel pada liburan Natal dan akhir tahun ini.
"Kondisi ini menghidupkan ekonomi masyarakat Bali. Perhotelan, restoran, penyewaan mobil, tour guide, pedagang asongan, dan suvenir merasakan kembali denyut kehidupan setelah penutupan bandara Ngurah Rai beberapa waktu lalu," tegasnya.
Tonton Video menarik di bawah ini:
Bali Aman
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri menuturkan, ada dampak langsung dan tidak langsung untuk warga khususnya yang masuk dalam radius siaga sekitar 6-10 km dari Gunung Agung.
"Banyak harapan disampaikan debitur untuk adanya keringanan atas pinjaman pokok atau bunga karena dampak dari Gunung Agung. Perbankan akan merespons bentuk restrukturisasi ini sesuai dengan kondisi masing-masing bank termasuk melihat kondisi sebenarnya dari masing-masing debitur," jelas Gusti Ayu.
OJK mendukung pemerintah mengampanyekan bahwa Bali aman untuk dikunjungi wisatawan domestik dan asing maupun untuk penyelenggaraan seminar atau pertemuan.
“Saya imbau tidak ragu memilih Bali sebagai tempat pertemuan, baik yang berskala nasional maupun internasional," tegasnya.
Saat berkunjung ke Bali, Wimboh menyerahkan bantuan senilai Rp 1 miliar yang berasal dari OJK dan empat bank milik negara.
“Mudah-mudahan ini dapat meringankan warga Karangasem, Bali, yang masih harus bersabar mengingat masih belum tahu kapan musibah ini akan berakhir,” tutup Wimboh.
Advertisement