YLKI Minta Kemenhub Reformasi Total Uji KIR

YLKI menyatakan, terjadinya kecelakaan bus tanjakan emen menjadi momen audit total semua PO bus terkait kelayakan teknis.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Feb 2018, 12:15 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 12:15 WIB
kecelakaan maut tanjakan emen
Kecelakaan maut bus pengangkut rombongan Koperasi Permata Ciputat di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat terjadi pada Sabtu 10 Februari 2018. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti terjadinya kecelakaan bus yang terjadi di Tanjakan Emen, Subang, yang menewaskan 27 penumpang.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, meminta kecelakaan Tanjakan Emen ini harus menjadi momen untuk mengaudit total semua PO bus terkait kelaikan teknis pada armadanya. Ini mengingat kecelakaan masal selalu dipicu oleh hal-hal teknis seperti rem blong. 

"Hal ini juga membuktikan bahwa uji kir yang selama ini dilakukan tidak efektif untuk mengontrol kelaikan dari kendaraan. Bahkan, uji kir lebih sering formalitas dan lahan pungli belaka," kata Tulus kepada wartawan, Senin (12/2/2018).

Untuk itu, YLKI mendesak Kementerian Perhubungan untuk melalukan reformasi total dalam praktik uji kir. "Memberikan pada bengkel swasta yang bersertifikat menjadi opsi yang layak dipertimbangkan," kata Tulus lagi.

Kecelakaan bus di Tanjakan Emen yang memakan 27 orang korban tewas terekam dalam video amatir warga.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Minggu, 11 Februari 2018, selain penumpang bus, mereka yang menjadi korban terdapat pengendara sepeda motor. Peristiwa kecelakaan yang terjadi di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, ini terekam oleh seorang warga, sesaat setelah kejadian.

Sementara itu, sebagian besar penumpang peristiwa tersebut adalah selain pengendara motor juga rombongan koperasi simpan pinjam asal Ciputat, Tangerang Selatan.

Kecelakaan Tanjakan Emen terjadi pukul 5 sore usai rombongan pulang berwisata dari Tangkuban Perahu. Sejauh ini, jumlah korban yang tewas 27 orang dan 17 orang lainnya luka–luka. Seluruh korban dibawa ke Puskesmas Jalan Cagak dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Sopir Sempat Keluhkan soal Rem

Isak Tangis Pecah Sambut Kedatangan Jenazah Kecelakaan Tanjakan Emen
Tangis haru keluarga menyambut korban kecelakaan Tanjakan Emen Kabupaten Subang di RSUD Tangsel, Ciputat, Minggu (11/2). Pemakaman di TPU Legoso akan dilakukan secara massal. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, kecelakaan maut di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, menewaskan 27 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Sebanyak 26 korban tewas di antaranya merupakan warga Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, yang tergabung dalam rombongan Koperasi Permata Ciputat.

Berdasarkan hasil olah TKP di Tanjakan Emen, bus bernomor polisi F 7959 AA yang ditumpangi rombongan tersebut mengalami rem blong.

"Dari hasil keterangan sang sopir, memang ada kendala remnya, blong. Kita juga memastikan awal kejadian sampai pascamobil terbalik," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Prahoro Tri Wahyono, Jakarta, Minggu 11 Februari 2018.

Polisi telah menggali keterangan secara intensif terhadap sopir bus bernama Amirudin. Dia mengaku sudah menyampaikan ke pihak manajemen Perusahaan Otobus (PO) terkait kendala rem bus tersebut.

"Sopir sudah menyampaikan pada saat di Lembang dan mau turun bahwa ada masalah di busnya," kata dia.

Sang sopir sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk mengecek kendaraan. Namun, mekanik perusahaan hanya menyarankan agar sang sopir mengakali kendala pada bus itu. Kecelakaan di Tanjakan Emen pun tak terhindarkan.

"Sopir sudah menyampaikan minta ganti mobil karena merasa sudah ada masalah di rem bus tersebut, tapi tak direspons oleh manajemen. Terus mekaniknya menyampaikan itu bisa diakali. Ternyata ada kebocoran di selangnya," ia menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya