Bandara Banyuwangi Bakal Layani Penerbangan Internasional pada 2019

Wisatawan mancanegara (wisman) yang melali Bandara Banyuwangi naik dari 5.205 pada 2010 menjadi 91 ribu wisman pada 2017.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 16 Feb 2018, 11:32 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 11:32 WIB
20150712-Bandara Blimbingsari Banyuwangi
Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. (.skyscrapercity.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Bandara Banyuwangi diharapkan bisa melayani rute internasional pada 2019. Langkah tersebut untuk mendorong kunjungan wisata mancanegara di wilayah tersebut.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pemerintah Pusat terus mendorong Banyuwangi mengembangkan pariwisata. Daerah berjuluk The Sunrise of Java itu memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah.

”Nah untuk menjadi destinasi internasional kita harus membuka penerbangan internasional,” kata Arief seperti ditulis, Jumat (16/2/2018). 

Arief menilai capaian Banyuwangi dalam menggaet wisatawan cukup baik. Untuk wisatawan domestik ke Banyuwangi, sebanyak 497 ribu wisatawan pada 2010 melonjak menjadi 4,01 juta orang pada 2016.

Adapun wisatawan mancanegara (wisman) naik dari 5.205  pada 2010 menjadi 91 ribu wisman  pada 2017 dengan pendapatan devisa Rp 546 miliar.

”Sudah sangat oke, hampir 100 ribu wisman setahun. Itu luar biasa untuk daerah yang baru berbenah wisatanya. Di Sumatera belum ada sebesar itu, kecuali Riau. Dari sini kita lihat ada peluang besar bikin rute internasional agar makin banyak wisman yang datang,” kata Arief.

Menurut Arief, negara yang berpotensi untuk dibuka akses langsungnya adalah Australia, Malaysia, dan Singapura.

Banyuwangi, sambung Arief, juga memiliki momentum sangat baik untuk menjadi bandara internasional. Terutama pada Oktober 2018 mendatang saat ada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, di mana ada ribuan delegasi dari seluruh dunia hadir. Sebagian delegasi akan mendarat dan parkir pesawat di Bandara Banyuwangi.

”Itu momentum luar biasa. Banyuwangi sudah siapkan paket-paket wisata, kementerian mendukung penuh,” ujar Arief.

 

Kerja Sama Maskapai

PT Angkasa Pura II (Persero) resmi mengelola Bandara Banyuwangi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
PT Angkasa Pura II (Persero) resmi mengelola Bandara Banyuwangi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Direktur Utama PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Banyuwangi, M. Awaluddin, mengatakan, pihaknya telah menjajaki kerja sama dengan maskapai internasional. Salah satunya Jetstar, maskapai asal Australia.

”Jetstar sudah kajian, bahkan survei sendiri ke lapangan. Saya kaget. Mereka tertarik, meminta tambah beberapa fasilitas yang diperlukan sebagai bandara internasional, seperti counter imigrasi,” jelasnya.

Guna menjadi bandara internasional, Angkasa Pura II menginvestasikan dana Rp 400 miliar antara lain untuk memperpanjang runway dan perluasan apron.

“Awalnya hitungan kita Rp 300 miliar, tapi melihat prospek Banyuwangi kami tambah jadi Rp 400 miliar. Nanti 2019 runway-nya diperpanjang lagi 2.800 meter dan lebarnya dari 30 meter menjadi 45 meter,” ujar Awaluddin.

Bupati Banyuwangi Azwar Anas menambahkan, pihaknya akan memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan rute internasional itu.

”Kita akan kebut banyak hal, karena aksesibilitas ini kunci memajukan pariwisata yang sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Citilink Mengudara di Banyuwangi

Citilink Terapkan Electronic Flight Bag di Kokpit Pesawat
Citilink tercatat sebagai maskapai Indonesia pertama yang menerapkan Electronic Flight Bag di Kokpit Pesawat.

Maskapai penerbangan Citilink resmi membuka jalur penerbangan Jakarta-Banyuwangi pada Kamis  kemarin. Tiap harinya, Citilink dengan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 120 penumpang berangkat dari Banyuwangi pukul 09.30 WIB, dan mendarat di Jakarta pukul 11.15 WIB. Dari Jakarta, pesawat berangkat pukul 11.55 WIB, dan mendarat di Banyuwangi pukul 13.35 WIB.

”Aksesibilitas ini kunci memajukan ekonomi daerah. Kami berbahagia, dengan berbagai tantangan dan keterbatasan, Banyuwangi terus tumbuh. Dulu sama sekali tak ada penerbangan, kini tujuh kali sehari, ada Jakarta-Banyuwangi langsung, ada Surabaya-Banyuwangi. Itu berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Azwar Anas.

Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo menambahkan, tahap awal, rute Jakarta-Banyuwangi digarap sekali dalam sehari.

Juliandra optimistis, frekuensi bisa bertambah seiring makin majunya Banyuwangi. Pengembangan pariwisata, investasi, dan sektor penunjang lain membuat Banyuwangi terus tumbuh, termasuk pendidikan dengan berdirinya sejumlah kampus negeri di kabupaten itu.

Dia menyebut sejumlah destinasi Banyuwangi yang sangat potensial untuk ditingkatkan kunjungan wisatawannya, seperti Kawah Ijen, Pantai Plengkung, savana di Taman Nasional Alas Purwo, dan deretan destinasi alam lainnya.

”Kekuatan pemasaran dengan berbagai atraksi wisata di Banyuwangi Festival seperti Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, dan Tour de Ijen juga membuat Banyuwangi banyak diminati,” ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya