Kepala Bappenas: Sektor Pariwisata Dapat Perkuat Rupiah

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, sektor pariwisata memiliki dampak lebih besar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Mar 2018, 12:56 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 12:56 WIB
FOTO: Ketika Kepala Bappenas Berbicara Optimisme di Tahun Politik
Menteri PPN / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi pembicara pada Economic & Investment Outlook 2018, (17/1). Acara bertajuk Optimisme di Tahun Politik memberikan informasi konprehensif mengenai kondisi ekonomi dan politik. (Liputan6.com/Pool/Eko)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS) dinilai dapat melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pemerintah juga berupaya perkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan meningkatkan ekspor barang hingga promosi pariwisata.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro menyatakan, negara jangan hanya berhenti pada kegiatan ekspor barang saja. Dia menuturkan, sektor ekspor jasa seperti pariwisata juga harus gencar dipromosikan.

"Kita punya ekspor jasa. Sektor prioritas pemerintah yang gencar dipromosikan itu pariwisata. Ekspor jasa lewat turisme itu bisa memperkuat rupiah secara permanen," ujar dia dalam "Seminar Nasional: Prioritas Pemerintah untuk Menyelesaikan Masalah Ekonomi Jangka Pendek" di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), kata dia, telah mengeluarkan rekomendasi investasi terkait sektor pariwisata. Ia meminta partisipasi pemerintah daerah untuk meningkatkan perhatian kalau pariwisata itu penting.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Daerah Perlu Investasi di Pariwisata

Wisata Kediri
Foto: Kementerian Pariwisata

Dia menjelaskan, industri pariwisata adalah sektor penghasil multiplier effect yang besar. Oleh karena itu, ia meminta daerah untuk bisa investasi di sektor tersebut, entah dengan memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau mengundang dana dari swasta.

"Kalau bicara iklim usaha, itu bukan hanya mendatangkan pabrik besar atau invest di bidang-bidang yang besar saja. Invest di sektor pariwisata juga penting, terutama di daerah," kata dia.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan, pariwisata Indonesia masih terlalu terpusat di Bali saja. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang sedang mengeksplorasi 10 lokasi potensi wisata lain untuk nantinya dijadikan objek wisata bagi para turis, baik dalam negeri maupun mancanegara.

"Dari hal kecil ini kita bisa memperkuat rupiah di sisi current accounting, yaitu melalui pariwisata dan ekspor jasa," pungkas dia.

Seperti diketahui, rupiah cenderung tertekan sejak Februari 2018. Nilai tukar rupiah melemah sepanjang Februari 2018. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah melemah 2,27 persen pada Februari 2018.

Rupiah sempat berada di posisi 13.402 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 1 Februari 2018 menjadi 13.707 per dolar AS pada 28 Februari 2018. Bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah mencapai posisi 13.793 pada 1 Maret 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya