Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha wanita cenderung alami perkembangan lebih baik di negara maju ketimbang negara berkembang. Hal itu berdasarkan indeks Mastercard untuk wanita pengusaha (Mastercard Index of Women Entrepeneurs-MIWE).
Indeks ini menunjukkan, baik wanita pemula dan yang telah mumpuni di seluruh dunia terus berkembang. Hasil temuan ini dirilis juga untuk menyambut Hari Perempuan Internasional pada Kamis (8/3/2018).
Bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang, para wanita pemilik usaha di negara-negara maju mampu untuk memanfaatkan sumber daya dan peluang yang besar, termasuk akses untuk mendapatkan modal, layanan keuangan, dan program-program akademik.
Advertisement
Baca Juga
Indeks ini mengukur kemajuan dan pencapaian dari para pengusaha wanita dan pemilik bisnis di 57 negara yang mencakup lima wilayah geografis, termasuk Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, serta Amerika Utara.
"Para pengusaha wanita telah membuat langkah besar sebagai pemilik usaha di seluruh dunia, sebagaimana mereka juga berupaya untuk mencapai potensi terbaik mereka. Kami percaya bahwa dengan memberikan perhatian pada usaha mereka, kami dapat terus mendukung dan memberdayakan para wanita untuk menjalankan bisnis yang sukses guna mencapai kehidupan yang lebih mapan dan sejahtera," kata Chief Financial Officer Mastercard, Martina Hund-Mejean, melalui keterangan resmi.
Selandia Baru menempati peringkat pertama negara dengan kondisi pendukung terkuat dan peluang yang terbesar bagi para wanita untuk berkembang sebagai pengusaha. Disusul Amerika Serikat di posisi keempat, Singapura di posisi kelima, Filipina di posisi kesembilan, dan Inggris di posisi kesepuluh.
Indeks ini mengindikasikan negara-negara maju dengan kondisi pendukung yang kuat tidak kebal terhadap bias budaya yang berkaitan dengan wanita yang berwirausaha.
Â
Reporter: Siti Nur A
Media: Merdeka.com
Â
Â
Selanjutnya
Di Selandia Baru, studi ini mengungkapkan, masyarakat di negara tersebut cenderung kurang menerima kehadiran wanita pengusaha. Meski demikian, wanita pemilik bisnis di Selandia Baru telah berkembang melampaui tantangan tersebut dan berhasil menduduki posisi teratas dalam studi ini selama dua tahun berturut-turut.
Indeks ini juga menunjukkan peluang berwirausaha belum tentu selaras dengan laju perkembangan ekonomi di sebuah negara. Para wanita di negara-negara berkembang dianggap sebagai pengusaha yang didorong oleh kebutuhan untuk bertahan hidup, meskipun mereka kekurangan sumber keuangan modal dan akses terhadap layanan pendukung.
Indonesia menempati posisi ke-30 sebagai negara yang memiliki peluang bagi wanita untuk berwirausaha. Sebanyak 62,4 persen wanita di Indonesia menjalankan usahanya karena terdorong oleh kebutuhan. Wanita sama halnya dengan pria cenderung berwirausaha pada sektor informal yang tidak terlalu berbasis pada teknologi, berskala kecil dan dalam bentuk bekerja untuk diri sendiri.
"Dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional (International Women's Day), kami berharap bahwa temuan dari studi ini dapat menjadi pengingat bagi pemerintah dan organisasi untuk senantiasa meningkatkan dukungan mereka bagi para wanita pengusaha pemula dan pekerja wanita di seluruh bidang, mulai dari inklusi keuangan yang lebih baik maupun akses terhadap pendidikan yang lebih luas," kata President International Markets Mastercard, Ann Cairns.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement