Bos Pertamina Ungkap Cara agar Perusahaan Berkelas Dunia

Manajemen PT Pertamina menyatakan ada sejumlah hal yang harus dipenuhi agar menyabet gelar perusahaan kelas dunia (world class company).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Mar 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2018, 14:15 WIB
Elia Massa Manik
Direktur Utama PT Pertamina, Elia Massa Manik (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Pertamina menyatakan ada sejumlah hal yang harus dipenuhi agar menyabet gelar perusahaan kelas dunia (world class company). Hal itu juga yang harus dipenuhi oleh Pertamina.

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa menuturkan, ketika awal menjabat posisi direktur utama Pertamina, dirinya memperjelas kriteria perusahaan kelas dunia. Untuk mendapat gelar itu tidak hanya dikerjakan direksi tetapi seluruh pegawai perusahaan.

"Dulu waktu masuk sebagai Dirut Pertamina, kalau mau world class harus jelas kriterianya. Tapi ada satu hal yang mirip yang untuk semua company untuk saya pribadi bahwa mereka-mereka yang ada di posisi world class mereka mempunyai tolak ukur. ‎Itu bukan dikerjakan direksi perseroan tapi semuanya," kata Elia, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin(12/3/2018).

Elia menuturkan, inovasi adalah salah satu cara untuk mendapat gelar perusahaan kelas dunia. Dia pun berkaca pada kinerja perusahaannya, sejauh mana inovasi yang telah dilakukan.

"Tahun ini, sudah sejauh mana kita mencari inovasi? Apa kita hanya sekedar cari-cari award.Saya tidak jenuh mengatakan bahwa inovasi itu menjadi bagian untuk menuju standartnya world class company," ujar dia.

Berdasarkan referensi dari Universitas Harvard, ada dua kriteria perusahaan yang telah mendapat gelar sebagai perusahaan kelas dunia. Elia menuturkan, pertama, produknya berkualitas dan kompetitif. Jadi melihat kualitas produk. "Kedua, kenapa saya suka karena ini human capital. Definisi best world company dari Harvard," papar Elia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Kegiatan warga sekitar di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Kilang Pertamina RU IV Cilacap berkapasitas produksi terbesar mencapai 348.000 barrel per hari. (Liputan6.com/JohanTallo)

Dia menuturkan, industri yang ditekuni Pertamina memiliki risiko tinggi dan membutuhkan modal besar. Sebab itu kemampuan sumber daya ‎manusia dalam menguasai teknologi sangat penting.

"Industri kita ini very high risk industri. Kedua very high capital insentif. Kenapa dalam dunia ini yang namanya quality, Technology improvement selalu jadi topic? Karena capital ya besar," tutur dia.

Elia pun mengimbau para pekerjanya untuk tidak besar kepala dengan kondisi perusahaan saat ini. Lantaran, Pertamina sudah tertinggal ‎empat kali dibanding negara tetangga. Dia menyebutkan negara tentang sudah melakukan pengembangan teknologi shale migas dan memliki cadangan mencapai 13 miliar barel minyak sementara pertamina 3,5 miliar barel minyak.

"Seluruh insan Pertamina janganlah kita sok-sok terus kita merasa mampu kita sendiri, apa yang kita mampu?, wong sekarang kita dengan negara paling dekat saja kita ketinggalan 4 kali," kata Elia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya