9.500 Staf PBB Mogok Kerja Gara-Gara Gaji Kena Potong

Sekitar 9.500 anggota staf kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa terlibat aksi mogok kerja pada Jumat 16 Maret 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 15:15 WIB
Peduli Kemanusian di Suriah, Tiga Mobil Box Mengelilingi Gedung PBB
Tiga mobil box yang membawa billboard yang bertema kepedulian untuk Suriah turun ke jalan mengelilingi gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York (22/2). (AFP Photo/Timothy A. Clary)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 9.500 anggota staf kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa terlibat aksi mogok kerja pada Jumat 16 Maret 2018. Hal itu lantaran pemotongan gaji dan kondisi kerja yang memburuk.

Lebih dari seribu staf PBB mendukung aksi mogok tersebut. Namun, sekitar 200 staf PBB lainnya menentang keputusan pemogokan kerja tersebut. Imbas pemogokan kerja, banyak konferensi dan panel penting di PBB dibatalkan.

Pertemuan Dewan HAM PP ke-37 yang berlangsung sejak 26 Februari 2018 bahkan terpaksa ditunda hingga minggu depan. Demikian mengutip Anadolu Agency, Selasa (20/3/2018).

Aksi mogok kerja itu gempar saat staf PBB menerima slip gaji pertama mereka yang menunjukkan pemangkasan gaji sebesar 3,5 persen. Pemangkasan itu dikabarkan meningkat hingga lima persen.

 

Reporter: Maulana K.

Sumber: Dream.co.id

 

 

Ratu Maxima Prihatin Banyak Rakyat RI Belum Punya Rekening Bank

Ratu Maxima Berkunjung ke Kemenko PMK
Menko PMK, Puan Maharani berjabat tangan dengan Utusan Ratu Maxima dari Belanda di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (13/2). Ratu Maxima berkunjung ke Indonesia sebagai Utusan Khusus dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Inklusi Keuangan atau United Nations Secretary General's Special Advocate (UNSGSA) for Financial Inclusion, Ratu Maxima di Istana Merdeka.

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Maxima mengatakan, sejauh ini Indonesia telah mengalami perkembangan yang besar dalam hal inklusi keuangan.

"Saya sangat senang Indonesia sudah melakukan banyak perkembangan dalam isu ini dan ini tentu karena komitmen dan kepemimpinan Pak Darmin dan Pak Presiden," ujar Ratu Maxima di Istana Merdeka, Selasa 13 Februari 2018.

Namun demikian, lanjut Maxima, dirinya melihat masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses ke rekening bank atau layanan keuangan, terutama di daerah pinggiran. Sebagian besar masyarakat tersebut merupakan petani.

"Maka kita perlu benar-benar mengembangkannya dan berupaya besar menyelesaikan masalah ini. Perkembangan teknologi akan memainkan peran sangat penting karena kita benar-benar butuh untuk membuat produk keuangan menjadi terjangkau hingga ke daerah pinggiran sehingga produk keuangan harus bisa disederhanakan dan tidak menyulitkan," kata Ratu Maxima.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya