Pengusaha SPBU Dukung Pertamina Setop Jual Premium

Pengusaha SPBU mendukung Pertamina untuk menghentikan penyaluran BBM jenis Premium.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Mar 2018, 16:11 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 16:11 WIB
20170105-BBM-Naik-AY1
Papan petunjuk BBM yang berada di SPBU, Jakarta, Kamis (5/1). Penetapan harga BBM Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas)‎ siap mendukung penghentian penyaluran Bahan Bakar Minyak atau BBM Premium.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Juan Tarigan mengatakan, pengusaha akan mendukung kebijakan pemerintah‎, jika penghentian penjualan Premium telah ditetapkan.

"Prinsipnya mendukung, kalau memang kebijakan pemerintah menerapkan," kata Juan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Menurut Juan, pengusaha SPBU di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten pun siap untuk menjual BBM dengan kualitas lebih baik dari Premium sesuai dengan keinginan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tidak hanya‎ pada saat penyelenggaraan Asian Games 2018 saja, tetapi saat situasi dalam keadaan normal.

"Mendukung kami siap, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten siap, untuk menyelaraskan kebijakan KLHK tidak hanya Asian Games," ujarnya.

Juan mengaku, tidak ada kekhawatiran dari pengusaha akan mengalami kerugian jika sudah ‎tidak lagi menjual Premium. Pasalnya, saat ini porsi penjualan Premium di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten tinggal 16 persen.

"Enggaklah (takut rugi), saya rasa Pertamina akan memikirkan business to business.‎ Kita melihat pemerintah nih apakah sepakat dengan KLHK, sebaiknya uji coba saja dulu," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Jual Premium Saat Asian Games, Pertamina Impor BBM Euro 4

Premium Langka, SPBU Ini Diserbu Pengendara
Beberapa warga mengeluhkan tentang kondisi saat ini dimana Premium sudah langka dan jika ada harus antri berjam-jam lamanya, Jakarta, Rabu (27/8/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Pertamina (Persero) mulai mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dengan standar Euro 4. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 dan pertemuan International Moneter Fund (IMF)-World Bank pada Oktober 2018.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, berdasarkan surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), penyaluran Premium ti‎dak dilakukan di wilayah yang menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018.

Alasannya karena BBM yang digunakan harus standar Euro 4 untuk menjaga kualitas udara.

"Tidak ada (penyaluran BBM Premium saat Asian Games), kan ada suratnya dari KLHK," kata Adiatma di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, pada 26 Maret 2018. 

Menurut Adiatma, untuk memenuhi ketentuan dalam surat KLHK tersebut, maka Pertamina mengimpor BBM dengan standar Euro 4. Namun, dia belum bisa menyebutkan volume impornya.

"Tapikan sebagian kami masih ada impor juga, aku enggak pegang angkanya," ucap Adiatma.

Selain dari impor, BBM standar Euro 4 dipasok dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) Pertamina yang sudah menghasilkan BBM dengan standar Euro 4, yaitu kilang Balongan Indramayu, Jawa Barat. Kilang tersebut memproduksi BBM jenis Pertamax Turbo dengan Kadar RON 98.

Lebih jauh katanya, kilang‎ pasokan BBM standar Euro 4 juga akan dipasok dari kilang Langit Biru Cilacap‎, yang akan beroperasi optimal akhir 2018. Kilang tersebut menghasilkan BBM dengan RON 92 sebanyak 91 ribu barel per hari.

"(Kilang) Cilacap sudah bisa produksi, Balongan juga BBM standar Euro 4 itu terlihat dari sulfurnya,"‎ tandas Adiatma. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya