PJB Bantu Petani Kembangkan Produksi Padi Organik

PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menggelontorkan dana hingga Rp 2 miliar untuk mengembangkan padi organik dengan Program Organic Integrated System (OIS).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Apr 2018, 07:45 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 07:45 WIB
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Probolinggo - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menggelontorkan dana hingga Rp 2 miliar untuk mengembangkan padi organik dengan Program Organic Integrated System (OIS).

Program OIS yang diterapkan di Desa Kotaanyar, Kecematan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, telah meningkatkan produksi padi organik.

"Program OIS itu mampu meningkatkan produksi padi organik dari 7 juta ton per hektar menjadi 11 juta ton selama dua periode dengan sistem game plot," tutur Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara kepada Liputan6.com di Probolinggo, seperti ditulis Rabu (4/4/2018).

Iwan mengatakan, pada periode pertama mampu meningkatkan produksi padi organik dari 7 juta ton per hektar menjadi 9 juta ton per hektar pada 2015. Sedangkan periode kedua 2018 mampu memproduksi padi hingga 11 juta ton per hektar.

“Ini komitmen kami (Pembangkitan Paiton Unit 1, 2 dan 9) mendorong produksi padi secara sustainable,” kata Iwan.

 

Selanjutnya

Seorang petani tengah memanen padi organik varites mentik wangi di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Seorang petani tengah memanen padi organik varites mentik wangi di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Dia menambahkan program ini telah diterapkan dengan cara game plot sejak 2014 dan diterapkan secara riil di area persawahan setahun kemudian.

“Tentunya program ini untuk mendukung ketahanan pangan nasional yang disusun pemerintah pusat. Alhamdulillah, petani juga merespons program tersebut,” ucap Iwan.

Iwan menyampaikan, penambahan nilai produk padi organik ini cukup banyak. Setidaknya ada enam manfaat dari produksi padi dengan sistem OIS ini.

“Pertama lebih siap, karena menggunakan sampah organik. Lebih murah, karena tidak menggunakan pupuk kimia. Ketiga produksi lebih banyak, padi organik lebih sehat dan terakhir harga beras lebih mahal,” ujar Iwan.

Selain melakukan pendampingan terhadap gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Desa Kotaanyar, PJB juga memberikan bantuan satu unit mesin perontok padi. Kehadiran mesin ini sanggup menekan losing hingga 3 persen, dibanding cara manual.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya