Jurus Pemkab Buleleng Genjot Pariwisata

Kabupaten Buleleng, Bali, mengoperasikan saluran air sepanjang 16,8 kilometer (km).

oleh Septian Deny diperbarui 12 Apr 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 10:00 WIB
Melihat Indahnya Gunung Agung dari Pantai Amed
Lanskap Gunung Agung terlihat dari kawasan Pantai Amed, Karangasem, Bali, Rabu (6/12). Kawasan Amed menjadi salah satu lokasi favorit bagi wisatawan untuk menikmati matahari terbenam serta lansekap Gunung Agung. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Buleleng, Bali, mengoperasikan saluran air sepanjang 16,8 kilometer (km). Saluran air ini merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten (pemkab) untuk menggenjot sektor pariwisata di wilayahnya.

Bupati Buleleng I Putu Agus Suradnyana mengatakan, saluran air bersih tersebut disalurkan ke empat dusun adat yang berada di Desa Madenan, dengan luas sekitar 13.730 hektare (ha).

Dia mengungkapkan, Desa Madenan memiliki potensi wisata yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pembangunan infrastruktur, seperti saluran air. 

"Desa Madenan adalah wilayah dengan potensi wisata alam dan wisata budaya, karena di desa ini ada empat dusun adat. Sulitnya akses air bersih berdampak pada minat wisatawan. Semoga saluran air bersih gratis ini bisa bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pertanian, dan pariwisata," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Agus menuturkan, pembangunan infrastruktur ini juga merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah air bersih yang dialami masyarakat Desa Madenan. 

“Pembangunan infrastruktur ini adalah bentuk komitmen kami untuk selalu memberikan yang terbaik demi kesejahteraan masyarakat Buleleng, khususnya Desa Madenan," kata dia.

Selanjutnya

Melihat Indahnya Gunung Agung dari Pantai Amed
Pemandangan Gunung Agung yang terlihat dari kawasan Pantai Amed, Karangasem, Bali, Rabu (6/12). Kawasan Amed ini merupakan destinasi yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dia menyatakan, dalam menjalankan program ini, Pemkab mengalami beberapa hambatan. Salah satunya soal ketersediaan anggaran untuk infrastruktur semacam ini.

"Pembangunan saluran air bersih ini memerlukan waktu yang panjang. Upaya telah dilakukan seperti permohonan ke pihak provinsi hingga ke kementerian, tapi belum juga menemui hasil," ujar dia.

Namun, kata Agus, guna mempercepat realisasi pembangunan saluran air ini, akhirnya Pemkab memutuskan untuk menggunakan dana APBD Kabupaten Buleleng dalam pembangunannya.

“Pembangunan infrastruktur air bersih ini menggunakan dana APBD Buleleng sebesar Rp 2,7 miliar. Dana tersebut ditambah dengan dana dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sebesar Rp 380 juta dan penyertaan dari desa sebesar Rp 50 juta. Secara keseluruhan program ini menghabiskan dana Rp 3,2 miliar," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya, mengapresiasi upaya Pemka Buleleng dalam membangun infrastruktur air bersih sepanjang 16,8 kilometer ini. Sebab, selain masalah anggaran, pembangunan infrastruktur ini harus mendapatkan izin dari pemerintah daerah tingkat atas hingga pemerintah pusat.

"Salah satu faktor penyebab lamanya proses pembangunan adalah perizinan. Sumber air Desa Madenan berasal dari Kawasan Hutan Lindung di Kintamani, Kabupaten Bangli. Birokrasi lintas Kabupaten tersebut yang membuat proses di Pemerintah Provinsi Bali, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi sangat lama," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya