Cara Bos Baru Agensi Iklan Terbesar Dunia Beri Semangat ke Karyawan

Mantan CEO dari WPP yaitu perusahaan dari agensi iklan terbesar di dunia Martin Sorell resmi mengundurkan diri. Siapa penggantinya?

oleh Bawono Yadika diperbarui 23 Apr 2018, 14:22 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 14:22 WIB
Mark Read
Pemimpin Global WPP Terbaru Mark Read (Sumber: Business Insider)

Liputan6.com, Jakarta - Mark Read kini resmi menjadi salah satu pemimpin global dari perusahaan biro iklan terbesar di dunia WPP, usai pengunduran diri Martin Sorrell. Melalui memo yang diberikan pada sekitar 2 ribu karyawan, Read menyatakan keyakinanya atas masa depan WPP.

Salah satu sumber menyebutkan, bahwa Read merupakan orang pertama yang mengirimkan memo secara serentak kepada semua karyawan.

"Selama empat hari terakhir, saya berusaha semaksimal mungkin untuk bicara kepada karyawan dan klien kami. Banyak sekali yang menyatakan kekagumannya kepada pencapaian Sorell sekaligus menyayangkan kepergiannya," tutur Read pada pembukaan memonya.

"Tetapi di saat yang bersamaan, banyak sekali dukungan yang kita peroleh untuk WPP dan tidak ada sama sekali keraguan terkait masa depan perseroan," ujarnya. Demikian yang dikutip dari laman Adweek, Senin (23/4/2018). 

Read juga menambahkan bahwa klien perusahaan tetap percaya pada kinerja perusahaan. Ia mengungkapkan perseroan telah memberikan pembagian tanggung jawab yang jelas dimana ia bertugas untuk menangani klien dan hubungan antar karyawan serta Co-COO perseroan yakni Andrew Scott yang mengatur kinerja operasional dan keuangan dari portofolio perusahaan. 

Dengan keberagaman anggota perusahaan, Read menjelaskan bahwa kekuatan ini akan diimplementasikan dengan melakukan kerja sama pada perusahaan-perusahaan tekonologi yang ada seperti Facebook, Google, Microsoft, dan Adobe dalam beberapa minggu ke depan. 

Sementara itu, Read membantah terkait potensi pemecahan aset perusahaan. "Kami tidak percaya bahwa hal ini masuk akal. Di dunia dimana klien membutuhkan solusi lebih cepat, lebih gesit, terintegrasi, kita perlu bekerja sama lebih besar, bukan semakin memisahkan diri," tuturnya.

"WPP ialah perusahaan yang luar biasa dengan orang-orang yang juga hebat didalamnya, agensi kelas dunia, sekaligus perusahaan kelas dunia bagi klien dan mitra kami. Tidak akan ada yang berubah pasca kejadian minggu lalu," tandas Read. 

Perusahaan Agensi Iklan Terbesar di Dunia Bersiap Pilih Bos Baru

(Foto:CNBC)
CEO WPP Martin Sorrell (Foto:CNBC)

Perusahaan agensi iklan terbesar di dunia WPP sedang mempertimbangkan kemungkinan rencana darurat terhadap masa depan CEO Martin Sorrell.

Hal itu mengingat perusahaan sedang menyelidiki Sorrell atas tuduhan pelanggaran aset. Perseroan sedang mempertimbangkan rencana darurat termasuk eksekutif veteran Mark Read dan dan Andrew Scott sebagai co-CEO. 

Pada pekan lalu, Sorrell sedang diselidiki usai tuduhan pelanggaran pribadi. WPP pun belum menanggapi permintaan CNBC mengenai perkembang terbaru dari hasil penyelidikan kepada Sorrell.

Sebelumnya WPP mengatakan kalau pihaknya telah menunjuk penasihat independen untuk menyelidi Sorrell. Penyelidikan yang sedang berlangsung tersebut tidak termasuk materi bisnis. Perseroan mengharapkan penyelidikan selesai pada pekan ini. Hal ini bertepatan dengan pertemuan dewan direksi.

Mengutip laman Reuters, Sorrell diperkirakan hadiri rapat dewan pada Selasa depan. Hal ini meski sedang ada penyelidikan atas tuduhan pelanggaran terhadap Sorrell.

Kena Tuduhan Penyalahgunaan Aset

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) WPP yang merupakan agensi iklan terbesar di dunia, Martin Sorrell sedang diselidiki atas klaim pelanggaran pribadi. Oleh karena itu, penyelidikan terhadap dirinya membuat posisi Sorrell tidak aman sebagai CEO.

Pada pekan lalu, WPP memberikan kejutan kepada industri lantaran sedang menyelidiki dugaan pelanggaran oleh Sorrell.  Dewan komisaris bahkan menyewa penasihat independen untuk menyelidiki Sorrell atas “penyalahgunaan aset perusahaan”. WPP mengatakan, kalau tuduhan tidak melibatkan jumlah material untuk WPP.

Berdasarkan sumber Reuters, penyelidikan oleh penasihat independen tersebut kemungkinan diketahui hasilnya pada pekan ini. Namun sumber lainnya mempertanyakan apakah bisnis akan berjalan seperti biasa ketika CEO dibebaskan.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Sorrell menolak tuduhan penggunaan keuangan tidak tepat dengan tanpa syarat.

“Sebagai pemilik saham yang signifikan, komitmen saya kepada perusahaan, yang saya dirikan lebih dari 30 tahun lalu tetap absolute. Kepada orang-orang kami, pemegang saham, dan semua pemangku kepentingan kami,” ujar Sorrell seperti dikutip dari laman CNN Money.

Sorrell merupakan CEO yang menduduki posisi paling lama. Ini terutama di antara perusahaan masuk indeks FTSE 100 yang berisi saham-saham unggulan di bursa saham Inggris. Sorrell membuat WPP menjadi grup agensi iklan terbesar di dunia selama ia menjabat tiga dekade.

Tak hanya itu, Sorrell juga merupakan bos yang memiliki penghasilan paling tinggi di Inggris. Pada masanya, grup WPP telah berkembang memiliki biro-biro kreatif ternama termasuk J.Walter Thompson dan Young and Rubicam, serta perencana media, riset pasar dan grup hubungan masyarakat seperti Finsbury.

WPP hadir di 112 negara dan mempekerjakan lebih dari 200 ribu orang. WPP memberikan layanan kepada klien termasuk Ford, Unilever, P&G dan serangkaian perusahaan besar.

WPP bahkan mampu mengungguli perusahaan sejenis antara lain Omnicom, Publicis, dan IPG usai krisis keuangan. Akan tetapi, perusahaan kini hadapi tantangan dalam 18 bulan terakhir. Ini lantaran penurunan belanja konsumen dari beberapa klien terbesarnya.

Hal itu berdampak terhadap harga saham WPP. Saham WPP turun sekitar 30 persen pada 2018. Meningkatnya migrasi iklan ke platform online menambah tantangan industri.

Selain itu, ketidakpastian tentang masa depan Sorrell juga membuat spekulasi baru mengenai siapa yang akan menggantikan Sorrell jika dia lengser dari posisi CEO. Kemudian pertanyaan timbul mengenai masa depan WPP.

Analis berspekulasi kalau WPP dapat menjual data manajemen yang menyediakan riset pasar kepada klien. Analis Liberum memperkirakan aset sekitar  3,6 miliar pound sterling  (USD  5 miliar atau Rp 6878 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.756 per dolar Amerika Serikat) dibandingkan valuasi pasar WPP sekitar 14,6 miliar pound sterling.

Sebelumnya manajemen WPP mengatakan data manajemen masih catat tingkat pertumbuhan rendah. Akan tetapi , itu menarik bagi klien yang ingin melihat dampak pengeluaran perseroan.

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya