Liputan6.com, Tokyo - Harga emas merosot usai Amerika Serikat (AS) menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, dan ini menambah tekanan terhadap hasil treasury AS.
Melansir laman Reuters, Kamis (10/5/2018), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen ke posisi USD 1.312,89 per ounce, setelah menyentuh posisi terendah satu minggu di USD 1.304,11 per ounce.   Â
Baca Juga
Adapun emas berjangka AS untuk pengiriman Juni menetap turun 70 sen, atau 0,05 persen, menjadi USD 1.313 per ounce
Advertisement
Para sekutu Eropa yang kecewa berusaha menyelamatkan dunia internasional terkait perjanjian nuklir dengan Iran. Ini setelah Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian penting yang sudah dicapai pada 2015.   Â
"Fakta jika pengumuman hal itu telah menghapus beberapa dukungan geopolitik untuk emas," kata Kepala Strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen di Kopenhagen.   Â
Harga emas sering naik selama gejolak politik. Selama ini, emas selalu dianggap sebagai aset safe haven bersama dolar dan yen Jepang.  Â
Hal yang juga membebani emas adalah, ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea yang mereda, seiring langkah Korea Utara yang membebaskan tiga orang tahanan Amerika menjelang pembicaraan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.      Â
Â
Harga Komoditas Lain
Adapun indeks dolar menggapai puncaknya di tahun ini, meski kemudian masuk teritori negatif setelah harga produk AS naik di bawah harapan.Â
"Prospek kenaikan suku bunga AS juga akan memengaruhi emas," ujar analis Standard Chartered Suki Cooper.   Â
"Kami terus mengharapkan harga untuk menguji sisi negatifnya menjelang rapat FOMC bulan Juni," jelas dia dalam sebuah catatan.   Â
Adapun harga komoditas lain, perak naik 0,6 persen menjadi USD 16,53 per ounce. Selama sesi itu, harga mencapai USD 16,62, tertinggi dalam dua minggu.   Â
Sementara harga Platinum naik 0,8 persen menjadi USD 912,74 per ounce. Palladium bertambah 0,6 persen menjadi USD 975,50.Â
Advertisement