Rupiah Terus Melemah, Sri Mulyani Cs Kumpulkan Pelaku Pasar

Pelaku pasar menanyakan bagaimana langkah koordinasi antar pemangku kebijakan dalam hal ini Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menyikapi gejolak yang terjadi saat ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Mei 2018, 18:17 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 18:17 WIB
Ketika Tiga Menteri Berswafoto Usai Penandatanganan Kerja Sama Antarbank
Menkeu Sri Mulyani memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). MOU tersebut merupakan bentuk kerja sama kredit sindikasi proyek kereta api ringan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Kuangan (OJK) Wimboh Santoso serta Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengumpulkan para pelaku pasar di Gedung Direktorat Jendral Pajak, Jakarta pada Jumat sore ini.

Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendengar apa yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar di tengah tingginya sentimen dari Amerika Serikat (AS) yang kemudian mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus tertekan. Dengan begitu, masukan bisa diberikan kepada pemangku kebijakan dalam menentukan langkah antisipasi.

"Pertama, dan yang paling penting mereka sepakat bahwa gejolak yang ada ini berasal dari luar dalam hal ini apa yang terjadi di AS, bukan karena sentimen dalam negeri. Karena mereka optimis terhadap policy pemerintah dam kebijakan ekonominya," ungkap Sri Mulyani di Kantor DJP, Jumat (11/5/2018).

Sementara itu, menurut Sri Mulyani ada beberapa pertanyaan dari para pelaku pasar mengenai beberapa hal yang memengaruhi pergerakan pasar ke depannya.

Dijelaskannya, pelaku pasar menanyakan bagaimana langkah koordinasi antar-pemangku kebijakan dalam hal ini Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menyikapi gejolak yang terjadi saat ini.

"Dalam hal ini, kita pastikan BI siap merespons dengan berbagai kebijakannnya secara jangka pendek, karena hanya BI yang memiliki tools itu," tambah Sri Mulyani.

Selanjutnya, para pelaku pasar juga mempertanyakan kepada dirinya mengenai outlook harga minyak serta outlook APBN hingga akhir 2018.

Memang mengenai harga minyak saat ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan asumsi dalam APBN 2018. Pemerintah tengah melakukan perhitungan untuk kemudian nanti dilakukan pembahasan dengam DPR RI untuk APBN Perubahan.

"Kalau untuk outlook APBN, saya pastikan kondisi APBN kita lebih kuat jika dibanding sebelumnya. Untuk defisit hingga akhir 2018 angkanya 2,14 persen," tutupnya.

Rupiah Hari Ini

20151009-Dollar-Turun
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat pagi ini. Namun, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 14.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (11/5/20180), rupiah dibuka di angka 14.028 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.084 per dolar AS.

Sejak pagi hingga sore hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.023 hingga 14.060 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,73 persen.

Adapun berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.048 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada 9 Mei 2018 yang ada di angka 14.074 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya