Liputan6.com, Jakarta - Pengelola pusat perbelanjaan atau mal memperketat pengamanan. langkah pengetatan pengamanan ini untuk mencegah aksi bom yang sebelumnya terjadi di sejumlah titik di Surabaya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, sejak terjadinya ledakan bom di tiga titik di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018, pengelola mal di seluruh wilayah Indonesia langsung memperketat pengamanan.
"Jadi sejak kemarin sudah diperketat, pemeriksaan yang biasanya sekali ini dilakukan berkali-kali," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (14/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia juga meminta para pengunjung mal atau pusat perbelanjaan untuk mengerti dan bersabar bila pihak keamanan melakukan pemeriksaan secara detail.
"Kita harap pengunjung bersabar saat diperiksa. Kami ada tambahan (pengamanan) dari pihak kepolisian," kata dia.
Dengan demikian, lanjut Ridwan, dia berharap kesempatan bagi para pelaku teroris untuk melakukan pengeboman atau aksi lain yang merugikan pengunjung mal bisa dicegah.
"Sehingga diharapkan tidak ada kesempatan atau mengurangi dampak," tandas dia.
Bom Senin Pagi
Untuk diketahui, bom kembali meledak di daerah Jawa Timur. Senin pagi, bom meledak di depan Polrestabes Surabaya.
Kepolisian menyebut, diledakkan pukul 08.50 WIB. "Meledak sekitar pukul 08.50 WIN," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera sat dihubungi Liputan6.com, Senin (14/5/2018).
Bom meledak di gerbang masuk Polrestabes Surabaya.
Saat ini kepolisian masih olah tempat kejadian perkara (TKP). Akibat bom ini, aparat menjadi korban. Namun belum diketahui jumlah pasti korban.
Sebelumnya, teror bom gereja juga terjadi Surabaya. jumlah korban meninggal dunia pada teror bom gereja di Surabaya, Jawa Timur, mencapai 13 orang, sementara 41 orang lainnya luka-luka.
"Ada 13 orang meninggal," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Saat ini, para korban luka bom gereja tadi pagi tengah mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit.
Pada papan pengumuman Rumah Sakit dr Soetomo tertulis, ada enam pasien yang ditangani di sana. Empat orang segera menjalani operasi oleh tim kedokteran. Satu orang meninggal dan seorang lagi diperbolehkan pulang.
Masing-masing korban bom gereja itu adalah Miss X dari Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel; Ahmad Nurhadi dari Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel; Martha Jumani dari Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna Surabaya; Giri dari Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna Surabaya; Sonia dari Gereja Santa Maria Tak Bercela; dan Miss X dari Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement