Kemendag: Bom Surabaya Tak Pengaruhi Kegiatan Perdagangan RI

Pemerintah telah berkoordinasi untuk memastikan objek vital negara aman termasuk kapal impor usai ada bom Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Mei 2018, 20:15 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 20:15 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai insiden bom Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, tidak akan berdampak pada kegiatan perdagangan, terutama dengan pihak dari luar negeri.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan, kasus ledakan itu tidak akan berdampak langsung terhadap sektor perdagangan dalam waktu dekat ini.

"Belum, itu tidak akan langsung (dampaknya). Saya sendiri tidak melihat ada dampaknya saat ini," ujar dia saat dihubungi oleh Liputan6.com di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Dia pribadi pun berpendapat, kasus bom yang terjadi di ibu kota Jawa Timur itu tidak akan berimbas kepada tataran ekonomi dan perdagangan, tetapi lebih ke hal-hal yang berbau sosial dan masyarakat.

Ketika ditanya apakah ada semacam ketakutan dari pengusaha luar untuk mengimpor barangnya ke Indonesia, ia menjawab tidak. Menurut dia, pemerintah bersama Kapolri telah berkoordinasi untuk memastikan objek-objek vital negara dalam kondisi aman.

"Kita juga sudah lakukan pengamanan bagi kapal impor. Untuk objek vital, secara bersama-sama juga kita telah awasi," kata dia.

Oke Nurwan pun kembali menegaskan, para pelaku usaha terutama dari pihak asing masih menaruh kepercayaan pada sektor perdagangan di Tanah Air.

"Ketidaknyamanan pelaku usaha kalaupun berdampak itu bukan sekarang. Saya lihat, itu (bom Surabaya) pengaruhnya bukan di tataran perdagangan," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

  

Sri Mulyani: Pemerintah Tak Akan Biarkan Aksi Teror Ganggu Ekonomi RI

Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengunjungi Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (23/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan aksi teror memengaruhi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah cukup baik. Ia memastikan pemerintah akan sigap menangani aksi radikal yang menebar teror di Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan, ‎Indonesia harus menjaga persepsi keamanan saat kondisi perekonomian global sedang bergejolak. Oleh karena itu, penanganan aksi teror harus dilakukan untuk menciptakan kenyamanan.

"Jadi dari sisi tindakan yang dilakukan teroris di mana itu terjadi di berbagai negara, kita berharap penanganan ini bisa menimbulkan kenyamanan bagi investor dan menjadi tanda bahwa Indonesia bisa menjaga keamanan," kata Sri, di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Senin 14 Mei 2018.

Pemerintah tidak akan membiarkan ‎aksi teror menghilangkan persepsi positif terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang membaik. Hal tersebut tecermin dalam kondisi moneter yang kondusif dan perekonomian masyarakat yang menggeliat.

"Tentu kita berkepentingan untuk tidak membiarkan suatu teror itu, kemudian menghilangkan kepercayaan dan persepsi positif pada ekonomi kita," tuturnya.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah terus mendukung penanganan teroris yang dilakukan aparat keamanan TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) agar keamanan kembali stabil. Langkah tersebut dapat meredam kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan Indonesia dan menjamin kepercayaan pihak luar. 

Terlebih, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan Word Bank dan IMF pada Oktober 2018.

‎"Kita harus bisa mengembalikan keamanan yang ada di dalam negeri, karena tahun ini kita semua tahu bahwa akan masuk tahun politik, pilkada, Asian Games, pertemuan IMF-WB," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya