Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan Jumat. Namun, untuk harga minyak mentah Brent masih berada di jalur kenaikan enam pekan berturut-turut yang didorong oleh jatuhnya produksi Venezuela, permintaan global yang meningkat, dan sanksi AS terhadap Iran.
Mengutip Reuters, Sabtu (19/5/2018), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi USD 79,04 per barel. Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak ini menembus angka USD 80 per barel, untuk pertama kalinya sejak November 2014.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan harga minyak pada Jumat ini lebih disebabkan investor melakukan aksi ambil untuk setelah harga minyak cetak rekor. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah Brent telah menguat sekitar 20 persen.
Sedangkan untuk harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni turun 21 sen menjadi USD 71,28 per barel. Harga minyak berjangka ini berada di jalur untuk kenaikan minggu ketiga berturut-turut.
"Harga minyak sudah terlalu tinggi atau kelebihan, sehingga mendorong aksi ambil untung dan sesi perdagangan menuju akhir pekan," jelas analis senior energi Interfax Energy’s Global Gas Analytics, London, Inggris, Abhishek Kumar.
Kesepakatan Nuklir
Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak sempat menembus level USD 80 per barel untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Sanksi baru AS yang akan menghantam industri energi Iran dan kejatuhan keruntuhan ekonomi Venezuela telah menimbulkan kekhawatiran akan pasokan minyak global.
Harga minyak mentah Brent telah meningkat bahkan sebelum Donald Trump mengumumkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali pembatasan ekspor minyak Iran awal bulan ini, dengan harga naik lebih dari 40 persen selama setahun terakhir.
Tetapi prospek berkurangnya pasokan minyak dari Iran dan Venezuela telah mengirimkan Brent naik lebih dari USD 5 per barel sepanjang Mei.
Kesepakatan OPEC dan Rusia untuk memotong produksi minyak dan konsumsi minyak yang kuat dipacu oleh ekonomi global yang lebih sehat, telah meyakinkan beberapa investor bahwa harga minyakbakal terus meroket, bahkan bisa menembus level USD 100 per barel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement