Harga Cabai Pedes Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg

Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya tren kenaikan harga cabai. Baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Jan 2025, 13:23 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 13:20 WIB
Sambut Ramadan 2023, Harga Cabai di Jakarta Mulai Pedas
Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah naik ke Rp 130.000 per kilogram (kg) di Kalimantan Timur. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Barat dengan Rp 55.520 per Kg. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai naik di pasaran tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Bahkan, angka tertinggi mencapai Rp 130.000 per kilogram di Kalimantan Timur.

Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya tren kenaikan harga cabai. Baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah.

Mengutip data yang ditampilkan, Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah naik ke Rp 130.000 per kilogram (kg) di Kalimantan Timur. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Barat dengan Rp 55.520 per Kg.

Masih mengacu data yang sama, harga cabai rawit merah di DKI Jakarta pada Jumat (10/1/2025) bertengger di Rp 120.000 per Kg. Angka ini turun dari Rp 150.000 per Kg pada Selasa (7/1/2025).

Sementara itu, jika dihitung secara nasional, harga rata-ratanya berada di Rp 77.940 per kilogram.

Tak berbeda jauh, data harga cabai merah keriting juga terlihat cukup tinggi. Panel Harga Bapanas mencatat harga tertinggi mencapai Rp 89.010 per Kg di Kalimantan Tengah. Sementars itu, harga terendah sebesar Rp 27.930 per Kg di Papua Tengah.

Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta terpantau sebesar Rp 80.000 per kg pada Jumat (10/1/2025). Harga pada pekan ini mengalami kenaikan dari Rp 66.330 per kg pada 5 Januari 2025, pekan lalu.

Sementara itu, harga rata-rata nasional cabai merah keriting berada di Rp 50.700 per kilogram.

Harga Cabai Tembus Rp 100.000 per Kg, Bapanas Bakal Cek Pasar

FOTO: Jelang Natal, Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 100 Ribu per Kilo
Pembeli memilih cabai yang dijual di Pasar Lembang, Tangerang, Banten, Selasa (21/12/2021). Jelang Natal, harga cabai rawit merah alami kenaikan hingga menembus Rp 100 ribu per kilo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, harga cabai rawit merah masih mengalami tren kenaikan pada tanggal-tanggal awal Januari 2025 ini. Mengutip data terbaru panel harga Badan Pangan Nasional, Senin (6/1/2025) sore pukul 16.30 WIB, harga cabai rawit merah secara rata-rata dipatok di angka Rp 71.260 per kg.

Jumlah tersebut naik 3,95 persen dibanding waktu yang sama hari sebelumnya, atau sekitar Rp 2.710. Padahal, harga cabai rawit merah sempat turun drastis -46,27 persen (Rp 31.720) menjadi Rp 36.830 per kg pada pagi hari ini.

Bahkan menurut laporan di berbagai pasar, harga cabai rawit merah tembus di atas Rp 100.000 per kg.

Saat ditanyai hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi balik meminta informasi, pasar mana saja yang terkena lonjakan harga cabai. Dia pun membuka diri untuk mendatangi pasar tersebut.

"Kalau ada cabai Rp 100.000, kasih tahu, nanti kita fasilitasi diskusi. Nanti sama-sama kita ke sana," ujar Arief saat dimintai konfirmasi di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).

Tak Mau Tekan Petani

Jelang Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Sejumlah Bahan Pangan Alami Kenaikan
Rata-rata harga cabai merah keriting dijual dipasaran naik 0,94% menjadi Rp 35.320 per kg. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, ia menilai harus terjadi keseimbangan antara harga cabai di tingkat petani dan konsumen di sisi hilir. Arief pun tak mau petani sampai merugi lantaran ditekan oleh tuntutan pasar yang meminta harga murah.

"Jangan kita mau harga cabai Rp 10-15 ribu (per kg), harga beras hilirnya maunya Rp 10.000 (per kg). Ceban terus, jangan. Kita musti hitung dengan cost structure yang benar," ungkapnya.

Namun, ia juga tidak ingin pelaku di tingkat petani maupun produsen menaikan harga seenak jidat. Lantaran lonjakan harga untuk komoditas pangan utama seperti itu berpotensi membuat tingkat inflasi ikut terangkat.

"Kan kita harus menyeimbangkan harga hulu sama hilir. Kalau maunya kita semua harga di petani bisa setinggi-tingginya. Tapi nanti berasnya harganya lebih tinggi lagi, inflasi, daya belinya juga perlu dipertimbangkan. Jadi harus wajar di hulu dan di hilir," tegas Kepala Badan Pangan Nasional itu. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya