Harga Minyak Mentah Brent dan WTI Naik 1,4% Pekan Ini

Harga minyak mentah naik didorong oleh penarikan yang lebih besar dari yang diharapkan dari persediaan minyak mentah AS minggu lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Des 2024, 08:40 WIB
Diterbitkan 28 Des 2024, 08:40 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia
Harga minyak mentah Brent naik 91 sen atau 1,2% menjadi USD 74,17 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 98 sen atau 1,4% menjadi USD 70,60 per barel. Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik lebih dari 1% pada perdagangan hari Jumat dan mencatat kenaikan mingguan. Namun, volume perdagangan minyak pada perdagangan Jumat cukup rendah karena musim libur akhir tahun.

Harga minyak mentah naik didorong oleh penarikan yang lebih besar dari yang diharapkan dari persediaan minyak mentah AS minggu lalu.

Mengutip CNBC, Sabtu (28/12/2024), harga minyak mentah Brent naik 91 sen atau 1,2% menjadi USD 74,17 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 98 sen atau 1,4% menjadi USD 70,60 per barel.

Untuk data mingguan, harga minyak mentah Brent dan WTI naik sekitar 1,4%.

Data Badan Informasi Energi Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel dalam minggu yang berakhir pada 20 Desember karena kilang meningkatkan aktivitas dan musim liburan meningkatkan permintaan bahan bakar.

Angka ini jauh lebih besar dibanding perkiraan awal. Analis yang disurvei oleh salah satu kantor berita internasional memperkirakan penurunan 1,9 juta barel, sedangkan angka dari American Petroleum Institute yang dirilis awal minggu ini memperkirakan penurunan 3,2 juta barel.

Ekonomi Tiongkok

Optimisme atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga telah memicu harapan akan permintaan yang lebih tinggi tahun depan dari negara pengimpor minyak teratas.

Bank Dunia pada hari Kamis menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2024 dan 2025. Sementara itu, otoritas Tiongkok telah setuju untuk menerbitkan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan atau kurang lebih USD 411 miliar. tahun depan. Hal ini diungkap oleh salah satu sumber dari sebuah media internasional.

Penerbitan obligasi ini harus dilakukan karena otoritas Beijing harus bertindak cepat untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lesu.

 

Perang Rusia-Ukraina

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Perang antara Rusia dan Ukraina, yang telah menjadi renungan di pasar energi karena permintaan minyak global yang stagnan, tampaknya kembali ke garis depan setelah berbagai peristiwa minggu ini yang dapat memengaruhi pasokan tahun depan, tulis meja perdagangan distributor bahan bakar TACenergy pada hari Jumat.

NATO mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik, sehari setelah Finlandia menyita sebuah kapal yang membawa minyak Rusia karena dicurigai menyebabkan pemadaman internet dan kabel listrik.

Sementara itu, harga grosir gas alam Belanda dan Inggris naik di tengah memudarnya harapan akan kesepakatan baru untuk transit gas Rusia melalui Ukraina.

 

Ketegangan Timur Tengah

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Analis StoneX Alex Hodes mengatakan bahwa ketegangan juga berkobar di Timur Tengah, setelah Israel menyerbu sebuah rumah sakit di Gaza utara pada hari Jumat dan menyerang target yang terkait dengan gerakan Houthi di Yaman pada hari Kamis, tetapi peristiwa ini tidak mungkin banyak memengaruhi harga minyak menjelang tahun depan.

"Sebaliknya, risiko terbesar di Timur Tengah adalah dari penegakan sanksi yang kemungkinan akan terjadi dengan pemerintahan Donald Trump yang akan datang di AS," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya