Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) telah menyiapkan langkah antisipasi, jika erupsi Gunung Merapi, mengganggu kegiatan penerbangan dan bandara sekitarnya.
Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II Djoko Murdjatmojo mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan erupsi Merapi yang mengalami peningkatan beberapa hari terakhir.
Baca Juga
Ini tetap dilakukan meski letak bandara yang dioperatori Angkasa Pura II yaitu Adi Sucipto Yogyakarta jauh dari Gunung Merapi.
Advertisement
"Jadi kami dari AP II gunung merapi relatif jauh, tapi kami monitor terus," kata Djoko, disela sebuah diskusi, di kawasan Cikin, Jakarta, Sabtu (2/6/2018).
Menurut Djoko, jika bandara sekitar Merapi mengalami dampak erupsi, maka secara otomatis akan berpengaruh pada kegiatan penerbangan. Langka antisipasi yang dilakukan antara lain, terkait dengan manajemen delay.
"Karena kalau bandara-bandara di Gunung Merapi terdampak ya otomatis penerbangan dari Jakarta terdampak. Nah, kami antisipasi jika terjadi delay begitupun dengan delay manajemen sudah kita lakukan," papar dia.
Berdasarkan pengalaman erupsi Merapi pada 2016, ketika berdampak pada kegiatan penerbangan di Bandara Adi Sucipto dan Adi Somarmo Solo. Angkasa Pura II menyiapkan bus dan kereta untuk mengantarkan penumpang ke daerah tujuan dan mengganti biaya tiket pesawat.
"Karena ini pernah terjadi dua tahun lalu ketika Bandara Jogja dan Solo tertutup sehingga Angkasa Pura II mencari bantuan bus dan tiket di refund dan penumpang naik bus. Itu salah satu konsinyasi jika terjadi hal itu," dia menandaskan.
Lintasan Bersih Abu Vulkanik Merapi, Bandara Ahmad Yani Kembali Dibuka
Operasional Bandara Ahmad Yani Semarang kembali normal setelah sempat ditutup pada Jumat 1 Juni 2018. Penutupan bandara tersebut dilakukan karena abu Gunung Merapi menutupi lintasan runway pesawat.
Dian PS, General Manager and Section Head PT AP I Bandara A Yani, mengatakan, awalnya penutupan bandara dilakukan pada pukul 15.30 WIB hingga 18.30 WIB. Namun, penutupan tersebut bertambah selama satu jam, dan baru dibuka kembali pada 19.30 WIB.
"Ternyata butuh waktu lebih lama, tambahan sekitar satu jam sebelum runway dinyatakan aman untuk penerbangan," ujar Dian seperti dikutip Merdeka.com, Sabtu (2/6/2018).
Dian mengatakan setelah bandara dibuka kembali, aktifitas penerbangan kembali normal dan tak ada penumpukan penumpang.
"Setelah dibuka pada Jumat malam itu, operasional sudah normal. Sabtu pagi ini sudah lancar semua, penerbangan sudah biasa lagi. Tidak ada penumpukan penumpang," paparnya.
"Soal penutupan bandara karena abu vulkanik kan itu semata keselamatan penumpang. Jadi yang utama itu adalah keselamatan," kata Dian.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Israwadi mengatakan penutupan bandara tersebut berdasar pada penerbitan NOTAM B3949/18 dan B3951/18. Ada 12 penerbangan yang ditunda dari Bandara Adi Sumarmo dan 14 penerbangan dari Bandara Ahmad Yani.
Tonton Video Ini:
Advertisement