RI Gandeng Mozambik untuk Sasar Pasar Afrika

Indonesia dan Mozambik berkomitmen menyelesaikan perundingan perdagangan pada akhir 2018.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jun 2018, 15:12 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 15:12 WIB
Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Mozambik mencapai kesepakatan atas sebagian besar artikel dalam draf Preferential Trade Agreement (PTA). Kesepakatan ini dicapai pada perundingan PTA Indonesia-Mozambik putaran pertama yang berlangsung pada 31 Mei-1 Juni 2018 di kantor Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Mozambik, Maputo, Mozambik.  

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ni Made Ayu Marthini mengatakan, ‎ Mozambik sangat terbuka atas draf teks usulan Indonesia sehingga perundingan berjalan dengan lancar. Kedua pihak berhasil mencapai kesepakatan atas sebagian besar artikel dalam draf teks PTA. 

"Apabila semua berjalan dengan baik, perjanjian ini akan menjadi PTA yang pertama dimiliki oleh Indonesia dengan negara Afrika,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Dia menuturkan, Indonesia dan Mozambik berkomitmen menyelesaikan perundingan pada akhir tahun ini sehingga dapat segera dimanfaatkan pelaku usaha.

"Perundingan ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan bersama kedua Menteri Perdagangan yang telah dilaksanakan disela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) pada bulan April 2018 di Bali,” kata dia.

Selain itu, lanjut Made, penjajakan kerja sama PTA dengan beberapa negara di Afrika ini juga merupkan tindak lanjut kebijakan dan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan akses pasar ke wilayah nontradisional dalam rangka mendorong ekspor nasional. 

 

Selanjutnya

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai tren yang terjadi pada capaian ekspor-impor 2018 masih tergolong sehat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PTA merupakan perjanjian untuk menurunkan atau menghapuskan tarif bea masuk sejumlah produk. Mozambik memiliki potensi pasar yang besar karena dapat dijadikan hub masuknya produk Indonesia ke kawasan Afrika, khususnya kawasan Afrika bagian Selatan. 

"Di Mozambik masih banyak potensi produk yang belum tergali dengan maksimal. Selain itu, Mozambik merupakan negara penghasil bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia," kata Made.

Total perdagangan Indonesia-Mozambik selama lima tahun terakhir menunjukkan tren menurun sebesar 23,75 persen, meskipun pada periode tersebut neraca perdagangan Indonesia selalu surplus. 

Pada 2017, total perdagangan kedua negara mencapai USD 82,2 juta, naik 84,62 persen dibandingkan 2016 yang hanya mencapai USD 44,5 juta. Ekspor Indonesia ke Mozambik pada 2017 tercatat sebesar USD 54,1 juta dan impor dari Mozambik sebesar USD 28,1 juta. Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus USD 26 juta.

Produk potensial yang dapat diekspor ke Mozambik antara lain adalah sabun, minyak kelapa sawit, semen, margarin, dan kertas. Sedangkan Indonesia mengimpor kacang-kacangan, ferro-aloys, tembakau yang belum dipabrikasi dan kapas dari Mozambik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya