Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) karena kekahwatiran mengenai melonjaknya produksi di Amerika Serikat (AS) dan turunnya permintaan dari China.
Selain itu, prediksi JP Morgan yang memangkas proyeksi harga minyak juga ikut membebani harga minyak.
Mengutip Reuters, Sabtu (9/6/2018), harga minyak mentah berjangka Brent turun 86 sen atau 1,1 persen menjadi USD 76,46 per barel.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir 21 sen lebih rendah pada USD 65,74 per barel.
Untuk minggu ini, Brent turun 0,5 persen, sementara minyak mentah AS tergelincir 0,3 persen.
Dalam tiga pekan terakhir, harga minyak telah turun dari posisi tertinggi dalam tiga tahun karena pasar melihat adanya pasokan yang berlebih.
Pada perdagangan Jumat, harga minyak mengalami tekanan karena data menunjukkan bahwa permintaan China mengalami pennurunan dan kekhawatiran mengenai produksi yang berlebihan di AS.
Â
Proyeksi JP Morgan
Para analis memotong prediksi bullish pada harga minyak berjangka AS dalam pekan yang berakhir 5 Juni.
JP Morgan memangkas proyeksi minyak mentah 2018 untuk WTI sebesar USD 3 menjadi USD 62,20 per barel.
Perusahaan investasi tersebut mengatakan ketegangan geopolitik dan risiko gangguan pasokan yang berlarut-larut dapat mendorong harga lebih tinggi selama paruh kedua 2018.
Mereka memperkirakan harga akan turun lebih rendah di akhir tahun, dan tetap bergerak terbatas pada 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement